Gebyar Pesona Batu Akik Mulia Nusantara: Mahyeldi: Pemko Akan Lestarikan Demam Batu Akik

Kamis, 09 April 2015, 18:24 WIB | Olahraga | Kota Padang
Gebyar Pesona Batu Akik Mulia Nusantara: Mahyeldi: Pemko Akan Lestarikan Demam Batu Akik
Wako Padang, Mahyeldi menyerahkan piala untuk juara favorit pada iven Gebyar Pesona Batu Akik Mulia Nusantara pada Kamis (9/4/2015), sekitar pukul 16.00 WIB di Ibis Hotel, Jl Taman Siswa No 1A, Kota Padang, Sumatera Barat. (AI Mangindo Kayo/valoranews)

VALORAnews -- "Demam" Batu Akik di Kota Padang, masih akan tetap bertahan lama. Untuk menjaga agar "demam" ini awet, Wali Kota Padang, Mahyeldi mengaku, telah menugaskan sejumlah pimpinan SKPD untuk melakukan studi banding ke daerah lain yang juga terkenal sebagai penghasil batu akik.

"Kami tengah berpikir keras, bagaimana semangat dan kecintaan pada batu akik ini terus meningkat. Kita juga menanti masukan dari berbagai elemen masyarakat terutama dari Komunitas Batu Akik Mulai Sumatera Barat soal demam batu akik ini agar tetap lestari," ungkap Mahyeldi saat membuka Gebyar Pesona Batu Akik Mulia Nusantara pada Kamis (9/4/2015), sekitar pukul 16.00 WIB di Ibis Hotel, Jl Taman Siswa No 1A, Kota Padang, Sumatera Barat.

Keyakinan Mahyeldi, demam batu akik ini masih akan mampu bertahan lama. "Pemko Padang mencatat, untuk bulan April ini saja, akan ada empat iven terkait batu akik di Kota Padang. Batu akik juga tak hanya dimintai kaum pria, bahkan ibu-ibu juga menggemari. Lihat saja di pameran kali ini, banyak ibu-ibu yang datang berkunjung," terang Mahyeldi.

Selain itu, Mahyeldi tengah merintis upaya, agar Kota Padang memiliki lembaga sertifikasi batu akik. Sehingga, batu yang dihasilkan bisa lebih bernilai jual tinggi.

Baca juga: Festival Budaya Marandang Minangkabau 2024, Gubernur: Jangan Hanya Tahu Lezat, Tak Tahu Membuatnya

Di kesempatan itu, Mahyeldi juga mengungkapkan hasil pengamatannya terhadap bisnis batu akik. Katanya, dari sebongkah bahan (materia) batu akik itu, yang terpakai secara optimal itu hanya berada pada kisaran angka 40 persen. Sisanya, sebesar 60 persen lagi menjadi residu yang nilai jualnya tak terlalu baik.

"Kita berharap, anggota dari Komunitas Batu Akik Mulia Sumatera Barat ini, mulai berpikir kreatif untuk memanfaatkan residu material batu akik itu menjadi benda bernilai seni lainnya seperti piring, produk cenderamata dan lainnya. Sehingga, tak ada yang terbuang dari sebuah bahan batu akik," tutur politisi PKS ini. (kyo)

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: