Jadi Ikon Wisata Sumbar, Elfindri: Bukittinggi Seperti Tak Dipedulikan Pemerintah

Minggu, 23 Agustus 2015, 16:55 WIB | News | Kota Bukittinggi
Jadi Ikon Wisata Sumbar, Elfindri: Bukittinggi Seperti Tak Dipedulikan Pemerintah
Pengamat Ekonomi Unand, Prof Elfindri. (facebook)

VALORAnews -- Pengamat Ekonomi Universitas Andalas (Unand), Prof Elfindri menilai, untuk menghidupkan kembali geliat wisata di Kota Bukittinggi, yang berdampak pada peningkatan ekonomi, butuh sosok yang benar-benar berani membuat terobosan untuk kota wisata itu ke depan.

"Dalam salah satu disertasi yang pernah saya baca, diperkirakan Bukittinggi bakal penuh sesak pada 2026. Untuk itu, saya mengira penting adanya rencana jangka panjang untuk pengembangan kota tersebut. Minimal rencana hingga 2030 mendatang," kata Elfindri, Minggu (23/8/2015) di Padang, jelang pelaksanaan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Bukittinggi 2016-2021 pada pemilihan serentak 2015 ini.

Soal pengembangan wilayah kota, lanjutnya, sejauh ini dinilai tidak ada keseriusan dari Pemko Bukittinggi, tidak ada kesediaan dari Pemkab Agam serta tak ada keinginan pemerintah provinsi (Pemprov) untuk menengahi persoalan ini. Sehingga, ketiga elemen pemerintahan ini, seolah tak berfungsi untuk mengembangkan Bukittinggi.

"Padahal, Bukittinggi menjadi sentral penyaluran hasil industri bagi kabupaten sekitarnya. Meskipun Bukittinggi sudah tergolong luas dibanding kota lain, saya melihat masih perlu dikembangkan lagi," tambah Elfindri.

Baca juga: Tabungan Utsman 2024 Diluncurkan, Target 2200 Nasabah Tapi Ada Margin Ringannya

Belum lagi, lanjutnya, persoalan transportasi, terutama kemacetan yang telah akrab di Bukittinggi seperti di Padanglua. Ia menilai, pemerintah seolah tak pernah memecahkan persoalan tersebut. Seperti memperlebar ring road yang telah ada.

"Kadang kemacetan menimbulkan keengganan wisatawan untuk berkunjung. Perlu jalur alternatif ke Bukittinggi, itu sudah harus dipikirkan sejak lama," katanya lagi.

Jika tak terus berbenah, menurut Elfindi, Bukittinggi bakal jauh tercecer jika dibandingkan dengan Raja Ampat di Papua. Destinasi di kawasan timur Indonesia itu, terus berbenah dan berpacu menggali potensi-potensi yang tersembunyi, sehingga begitu kencang mendunianya. (vri)

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: