17 Alasan Perubahan Nama Provinsi Sumbar jadi DIM Dikupas dalam FGD
VALORAnews - Pemerintah Kota Padang menyambut baik digelarnya Focus Grup Discussion (FGD) guna membahas naskah akademik dan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Provinsi Sumatera Barat menjadi Provinsi Daerah Istimewa Minangkabau (DIM).
"Atas nama Pemko Padang, kami menyambut baik digelarnya FGD ini. Kita mendukung hasil dan kesepakatan yang didapat melalui FGD ini, sebagai upaya lanjutan dalam rangka perubahan Provinsi Sumbar menjadi DIM nantinya," sebut Pj Sekda Padang, Amasrul pada kegiatan yang dilangsungkan di Gedung Serbaguna Bagindo Aziz Chan Balaikota Padang, Rabu (20/2/2019) itu.
Kegiatan yang diinisiasi Badan Persiapan Provinsi (BP2) DIM itu dihadiri Ketua BP2 DIM, Prof Muchtar Naim, Ketua Pelaksana FGD, Dr Welya Roza, Gubernur Sumbar diwakili Kepala Bidang Sejarah Adat dan Nilai Tradisi Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Januarisdi dan Wali Kota Padang diwakili Pj Sekda Amasrul.
Dikesempatan itu juga hadir para pakar, tokoh adat, budaya dan agama serta kalangan akademisi di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Sumbar.(Baca: Mengapa Saya Menolak DIM)
Baca juga: Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
Sementara itu, Prof Muchtar Naim menuturkan, ia bersama BP2 DIM telah tiga tahun lamanya menyiapkan naskah akademik dari Provinsi DIM sebagai pengganti Provinsi Sumbar.
"Semua kita tentu bertanya, kenapa kita merasa perlu merubahnya. Bukankah Provinsi Sumbar secara geografis memang terletak di Sumbar yang selama ini tidak memiliki masalah," terangnya.
"Benar! Tetapi juga benar sejak lebih setengah abad kemari ini, khususnya sejak peristiwa PRRI di akhir 1950-an, Sumbar kelihatannya 'meluncur' terus. Apalagi sekarang ini menurut statistik perkembangan kemajuan per provinsi di Indonesia Sumbar belum lama ini pernah berada di tingkat ke 32 dari 34 provinsi di negara ini," ungkapnya.
'Pemeluncuran' ini, menurut Muchtar, tidak hanya di satu-dua aspek kehidupan saja, tetapi hampir di semua aspek dan sisi kehidupan. Masyarakat Minang yang selama ini dikenal santun, tertib dan berbudi pekerti yang tinggi sekarang apa-apa masuk.
Baca juga: Ketua DPRD Sumbar Ingatkan Siswa SMAN 16 Padang Jauhi Tawuran, Narkoba dan Pergaulan Bebas
"Tidak kurangnya LGBT serta kegalauan etika lainnya yang selama ini aneh bagi masyarakat Minang, sekarang telah menjadi gaulan biasa terutama bagi kaum muda yang akhlaknya terabaikan dan kurang terbina oleh orang tua mereka," urainya.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar