Fajar Rusvan Nukilkan Biografi Pengusaha Farmasi Yusri Umar
Usaha yang dijalankan dengan gigih ini, akhirnya berbuah manis. Ini terlihat dengan semakin pesatnya kemajuan yang diperoleh PT Nusantara Beta Farma dari tahun ke tahun. "Dalam pengelolaan perusahaannya, Yusri Umar tidak terlepas dari nuansa religius dan nilai-nilai islami," ungkap Fajar.
Pada 1998, Yusri Umar dan keluarga menunaikan ibadah haji guna memantapkan nilai keislamannya. Dia merasa sudah mampu untuk melaksanakan ibadah tersebut , baik secara materi dan fisik. Dewasa ini, Yusri Umar sudah mulai merasakan dan menerima hasil dari kerja keras dan usahanya selama ini.
"Produk PT Nusantara Beta Farma sudah dipasarkan hampir ke seluruh daerah Sumatera, tidak tertutup kemungkinan akan dipasarkan ke luar Sumatera seperti daerah Jawa. Dan juga tidak mungkin apabila nantinya produk dipasarkan ke luar negeri," ungkap Fajar tentang sekelumit isi buku yang ditulisnya.
Baca juga: Fajar Rusvan Lantik Pengurus Granat Kabupaten Pasaman, 70 Duta Anti Narkotika Dikukuhkan
Dosen yang Pengusaha
Yusri Umar dilahirkan pada 18 Juli 1946 di Silungkang, Kabupaten Sijunjuang, Sumatera Barat. Beliau adalah anak dari pasangan Syamsinar dan Umar Rasyid. Orang tua Yusri Umar merupakan orang asli Silungkang. Keluarga ini tergolong keluarga tepandang di kenagarian tersebut dan terkenal dengan ketaatan serta jiwa sosial yang tinggi.
Masa kecil Yusri Umar dilalui tidak jauh berbeda dengan anak-anak sebaya dengannya, seperti mengaji ke surau, bermain, menolong orang tua dan sebagainya. Yusri Umar kecil sudah mengenal dunia berdagang saat menduduki kelas 5 Sekolah Rakyat (SR) 2 Silungkang dengan menjadi pedagang keliling kampung.
Subuh hari, dia sudah mulai berangkat untuk berjualan pinukuik dengan meletakkan dagangan yang dijualnya di atas kepala sembari berkeliling kampung. Pada hari tertentu seperti hari pasar, ia akan berjualan di pasar Nagari Silungkang pada hari Minggunya.
Sejak kecil jiwa dagang, disiplin serta enterpreneur Yusri Umar sudah terlihat. Ia sudah terbiasa menyisihkan uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya untuk ditabung. Yusri Umar juga sudah memiliki penghasilan tersendiri dari usahanya berjualan pinukuik, walaupun jumlahnya masih sedikit.
Menabung pada masa itu belum lagi di bank seperti saat sekarang, tapi melalui Kantor Pos di daerah masing-masing. Yusri Umar biasa menyetorkan uang tabungan yang dimilikinya ke kantor pos seminggu sekali. Saat menempuh pendidikan SMP, Yusri Umar sempat meninggalkan dunia dagang dan bekerja sebagai pengrajin tenun ditempat keluarganya.
Saat bersekolah di SMA Adabiah, Yusri Umar tergolong anak yang pintar karena berhasil menjadi juara umum di sekolah. Sewaktu SMA Yusri Umar tidak banyak lagi menyentuh dunia dagang karena pada masa itu ia tinggal bersama Ayahnya Umar Rasyid, orang kepercayaan dari Abdul Fatah Sutan Malano.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah
- 202 Personel Protokol Ikuti Bimtek, Ini Arahan Andri Yulika
- Pemprov Sumbar akan Bangun Kantor MUI 5 Lantai, Telan Dana Rp24 Miliar