Inflasi Sumatera Barat di Akhir 2018 Terkendali

Kamis, 03 Januari 2019, 17:56 WIB | Olahraga | Provinsi Sumatera Barat
Inflasi Sumatera Barat di Akhir 2018 Terkendali
Grafis perkembangan inflasi di Sumbar pada akhir 2018. (istimewa)

VALORAnews - Perkembangan inflasi Sumatera Barat pada akhir tahun 2018 terkendali. Laju inflasi bulanan pada Desember 2018 tercatat sebesar 0,19% (mtm), secara tahunan sebesar 2,60% (yoy).

"Inflasi tahunan Sumatera Barat tahun 2018 tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2017 yang sebesar 2,03% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan inflasi rata-rata historis 3 tahun terakhir (2015- 2017) yang sebesar 2,67% (yoy)," ungkap Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar, Endy Dwi Tjahjono dalam siaran pers yang diterima, Kamis (3/1/2019).

Secara spasial, terang Endy, laju inflasi kedua kota sampling inflasi yakni Kota Padang dan kota Bukittinggi terkendali, dengan besaran masing-masing 2,55% (yoy) dan 2,99% (yoy). Laju inflasi Sumatera Barat tahun 2018 tercatat sedikit di atas rata-rata Kawasan Sumatera yang sebesar 2,41% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan capaian nasional sebesar 3,13% (yoy).

Capaian inflasi Sumatera Barat tahun 2018 masih dalam kisaran sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,5 1% (yoy). Realisasi inflasi tahunan tersebut menempatkan Sumatera Barat sebagai provinsi dengan laju inflasi terendah ke-5 di Kawasan Sumatera, dan terendah ke-7 secara nasional.

Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024

Sumatera Utara (1,23%; yoy); Sulawesi Barat (1,80%; yoy); dan Nangroe Aceh Darussalam (1,83%; yoy) tercatat sebagai provinsi dengan inflasi terendah pertama, kedua, dan ketiga secara nasional. Adapun laju inflasi tertinggi tahun 2018 terjadi di provinsi Sulawesi Tengah (6,46%; yoy), Papua (6,35%; yoy) dan Papua Barat (5,22%; yoy).

Dijelaskan, tekanan inflasi Sumatera Barat pada akhir 2018 terutama berasal dari kenaikan harga pada kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan, dan kelompok bahan pangan strategis. Secara historis pada kelompok transportasi, tekanan inflasi terutama dari peningkatan tarif angkutan udara seiring dengan meningkatnya permintaan pada saat liburan akhir tahun.

Tarif angkutan udara pada Desember 2018 tercatat memberikan andil inflasi sebesar 0,22% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi sebesar -0,06% (mtm). Namun secara tahunan peningkatan tarif angkutan udara pada 2018 tidak setinggi 2017, mengingat tidak diberlakukannya lagi penerapan tarif batas atas angkutan udara oleh operator penerbangan.

Secara tahunan, tekanan inflasi pada kelompok transportasi, terutama berasal dari bensin dan bahan bakar rumah tangga, dengan andil inflasi masing-masing 0,42% (yoy) dan 0,07% (yoy). Kenaikan harga bensin terjadi karena imbas penyesuaian harga BBM non subsidi yang ditetapkan sejak tanggal 10 Oktober 2018. Sementara itu, kenaikan harga bahan bakar rumah tangga disebabkan oleh gangguan distribusi LPG 12 kg.

Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Minta TPID Pantau Harga Sembako Tetap Terjangkau

Dari kelompok bahan pangan strategis, beberapa komoditas seperti beras, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras merupakan komoditas penyumbang inflasi bulan Desember 2018. Secara agregat, keempat komoditas tersebut memberikan andil inflasi sebesar 0,27% (mtm) terhadap inflasi IHK umum Sumatera Barat pada Desember 2018.

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI