Kreasi Desainer Minang Diminta Tak Tercerabut dari Adat dan Budaya
"AFC 2018 hadir sebagai pemicu kesadaran akan pentingnya pengetahuan budaya dan menunjang dinamika budaya selalu berkembang. Sebelumnya, sudah menggelar Minangkabau Fashion Festival. Iven ini sudah melahirkan desainer muda berbakat," ucapnya.
Ketua IFC Chapter Padang, Berry Mirsha menambahkan, tema Art Fashion and Culture 2018, 'Singularaty' bermakna sebagai perubahan zaman dan menggambarkan kehidupan mengalami pergeseran teknologi dan masa depan belum pasti.
"Dalam tema ini terdapat unsur pertanyaan, kekhawatiran, optimisme dan harapan yang akan terjadi di masa mendatang," katanya.
Baca juga: PKS Payakumbuh Konsolidasikan Saksi Pemilu 2024, Nevi Zuairina: Jaga dan Hormati Hak Pemilih
Karya-karya 14 desainer itu dibagi dalam empat klaster akan jadi trend 2019/2020. Yakni Exuberant, Neo Medieval, Svarga dan Cortex. "Kita akan menampilkan budaya lokal dalam tampilan global. Mulai dari tenun, batik minang, motif pandai sikek dikemas dalam tren global tersebut," kata desainer asal Payakumbuh ini. (vry)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
- Gubernur Sumbar Sambut Peraih Emas Binaraga dan Perunggu Muaythai PON XXI, Janjikan Pekerjaan di BUMD
- Gubernur Sumbar Hadiri Pembukaan PON XXI Aceh-Sumut, Ini Janji yang Disampaikan
- Sumbar Siapkan Bonus Rp250 Juta untuk Peraih Emas PON XXI Aceh-Sumut