Jelang Pameran Kain Nusantara, Nevi: Pengembangan Kain Songket Sangat Penting
VALORAnews -- Dalam dunia wastra (kain tradisional yang sarat makna-red), Sumbar identik dengan tenun songket. Banyak sekali variasi songket yang ditemukan diwilayah ini, dimana setiap daerah memiliki gaya tersendiri yang ditandai dengan kombinasi motif dan ragam hias tertentu.
"Variasi terbesar ditemukan dalam bentuk salendang, yang hingga saat ini masih digunakan perempuan dan laki-laki dalam berbagai upacara adat," ungkap Ketua Dekranasda Provinsi Sumbar, Nevi Irwan Prayitno dalam diskusi Kain Songket atau Tenun sebagai warisan Budaya, di auditorium Museum Adityawarman, Selasa (4/8/2015).
Diskusi ini digelar dalam rangka Pameran Kain Nusantara, yang akan digelar Rabu (5/8/2015) besok, di Museum Adityawarman Padang. Sedikitnya, 250 jenis kain yang berasal dari seluruh nusantara akan dipamerkan di iven itu. Diskusi ini digelar sejak Senin (3/8/2015). Narasumber yang telah hadir sebelumnya yakni Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Syamsulrizal.
Menurut Nevi, pengembangan kain tenun songket di Sumbar, saat ini sangat penting. Karena, selain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kain songket yang ada di Sumbar memiliki sejarahnya sendiri.
Baca juga: Dekranasda Sumut Promosikan Kain Tenun Songket dan Ulos di Ajang LIMOFF
"Dulu, bertenun dilakukan hampir disemua tempat bahkan rumah yang tersebar di seluruh Minangkabau. Seiring perkembangan zaman, saat ini hanya ditemukan dibeberapa tempat saja, di antaranya di Silungkang Sawahlunto, Pandai Sikek (Tanahdatar) dan Halaban (Payakumbuah)," terang Nevi.
"Bagi masyarakat Minangkabau, songket bukan hanya selembar wastra, melainkan menjadi bagian penting dari upacara adat. Ragam hias yang dibuat di atas selembar wastra songket, tidak hanya menampilkan keindahan visual semata tetapi juga memberikan informasi yang berhubungan dengan moral dan etika tentang bagaimana menjadi individu dan warga yang baik," ulasnya.
Dekranasda Provinsi Sumbar, dalam pengembangan tenun songket, telah melakukan berbagai pengembangan. Di antaranya, pelatihan peningkatan teknik bertenun di Kota Sawahlunto, pelatihan pengolahan tata warna dan pencipta motif di Kota Sawahlunto, diverkasi petenun dalam bentuk houseware, pelatihan AMT di Unggan Sijunjung, pelatihan teknik bertenun serta pelatihan diversifikasi produk tenun dan desain di Unggan Sijunjung.
Arah pengembangan kain songket di Sumbar terus meningkat. Itu dapat dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan kain songket, guna kebutuhan interior seperti bed cover, taplak meja, gorden, asesoris dan lainya. Sementara itu, juga ada yang dijadikan sebagai kebutuhan souvenir seperti tas, dompet, mainan kunci, sepatu, hiasan. (pl6)
Baca juga: Tak Perlu Tiap Sebentar Cari Investor ke Luar Negeri
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
- Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
- BPKH Hajj Run 2024 Diikuti Peserta dari Berbagai Provinsi di Indonesia
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
Pjs Bupati Agam jadi Instruktur Olahraga Rabu Pagi, Ini Pesannya
Olahraga - 20 November 2024
Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
Olahraga - 16 November 2024
Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
Olahraga - 10 November 2024