PKC PMII Sumbar Gelar Dialog Peringati Hari Santri dan Sumpah Pemuda

Sabtu, 27 Oktober 2018, 22:44 WIB | Kabar Daerah | Provinsi Sumatera Barat
PKC PMII Sumbar Gelar Dialog Peringati Hari Santri dan Sumpah Pemuda
Ketua Umum PKC PMII Sumbar, Rodi Indra Saputra bersama senior PMII Sumbar lainnya, pada dialog tentang Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda yang digelar PKC PMII Padang, Sabtu (27/10/2018) malam di aula PWNU Sumbar, Jl Ciliwung, Padang. (istimewa)

VALORAnews - Ketua Umum PKC PMII Sumbar, Rodi Indra Saputra mengatakan, Hari Santri Nasional ditetapkan pemerintah, sebagai salah satu bukti perjuangan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Kita harus sadar, Indonesia ini adalah bangsa yang terdiri dari berbagai budaya dan agama. Biarpun PMII sebagai organisasi Islam, tapi kader PMII harus tetap teguh menyatakan NKRI adalah harga mati, Pancasila adalah azas negara dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika," ungkap Rodi saat dialog tentang Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda yang digelar PKC PMII Padang, Sabtu (27/10/2018) malam di aula PWNU Sumbar, Jl Ciliwung, Padang.

Dikatkan Rodi, dialog ini dilaksanakan dalam rangka menambah kecintaan kader PMII terhadap NKRI. "Selaku kader PMII yang disisi oleh mahasiswa, tentunya juga tidak boleh melupakan bahwasannya semangat Sumpah pemuda harus tumbuh dalam jiwa kita," terang Rodi.

Refleksi Hari Santri ini diisi sejumlah narasumber dari alumni PMII yaitu Afriendi (Ketua KPID Sumbar, alumni Thawalib Padangpanjang), Ory Sativa Sa'ban (Anggota KPU Padangpariaman yang juga alumni Pesantren Nurul Yakin Ringan-Ringan), Beni Kharisma Arasuli (Akademisi Unand yang juga alumni MTI Canduang) dan Ulil Amri (Anggota Bawaslu Kota Pariaman).

Baca juga: Afriendi Sikumbang Terpilih Aklamasi Pimpin IKA PMII Sumbar

Dikesempatan itu, Beni Kharisma Arasuli menjelaskan, santri berarti berbudi luhur. Seorang santri harus bisa menjaga diri dan siap menghadapi perubahan.

Sementara, Ory Sativa Sa'ban menegaskan, kader PMII selaku santri, tidak boleh kagetan. Santri itu harus siap menerima perbedaan.

Sedangkan Ulil Amri mengungkapkan, santri itu tidak hanya yang berasal dari pesantren. Kader PMII juga bisa dikatakan santri seperti yang dikatakan KH Hasyim Asyari. "Siapa yang mengurus NU, maka dia adalah santriku. Kader PMII bagian dari NU, maka kader PMII bisa kita dikatakan santrinya KH Hasim Asyari," ungkapnya.

Afriendi menyampaikan, kader PMII harus siap untuk berbeda pendapat. "Perjuangan santri NU dari dulu sudah jelas, bahwasanya Indonesia adalah negara Pancasila. Jika ada yang berniat mengubahnya, maka disitulah kader PMII harus siap memaparkan gagasannya, bahwasa NKRI adalah harga mati," tegas Afriendi dalam dialog bertemakan 'Peran Kader PMII selaku Santri yang menjaga Keutuhan NKRI. (rls)

Baca juga: PKC PMII Riau Rencanakan jadi Tuan Rumah Kongres, Ini Saran Ketua DPRD Riau

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: