SMAN 7 Solsel Butuh Tiga Unit Labor

Selasa, 16 Oktober 2018, 18:59 WIB | Kabar Daerah | Kab. Solok Selatan
SMAN 7 Solsel Butuh Tiga Unit Labor
Kepala Sekolah SMAN 7 Solsel, Akmalu Rijal Putra.
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Berstatus sebagai sekolah boarding pertama di Solok Selatan (Solsel), SMA Negeri 7 Solsel yang berada di Kecamatan Sangir Batang Hari (SBH), masih butuh perhatian. Hal itu dikarenakan, masih banyaknya fasilitas-fasilitas pendukung dalam kegiatan belajar mengajar yang masih kurang.

"Kebutuhan yang mendesak saat ini yakni keberadaan labor kimia, fisika dan biologi. Yang ada saat ini hanya labor IPA, itu pun untuk sementara waktu digunakan untuk ketiga pelajaran IPA tersebut," kata Kepala Sekolah SMAN 7 Solsel, Akmalu Rijal Putra.

Kekurangan lain, lanjutnya, berupa bangunan pagar sekolah kemudian ada beberapa lokal yang seharusnya sudah perlu direhabilitasi. Lalu, katanya, sekolah juga masih kekurangan tenaga pengajar yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Saat ini, kami banyak memanfaatkan tenaga honorer dan sukarela sebagai upaya menutup khusus kekurangan guru. Sementara, beberapa proposal bantuan juga sudah diajukan ke Dinas Pendidikan Provinsi maupun ke pusat," tuturnya.

Terkait sebagai boarding school, sambung Akmalu, SMAN 7 Solsel memiliki dua bangunan asrama yang memiliki kapasitas total 90 siswa dan siswa. Pelajar yang berhasil menjadi bagian dari boarding akan diinapkan pada asrama itu dan biaya keperluannya sehari-hari akan ditanggung APBN selama di asrama.

Peruntukannya bagi siswa yang berprestasi. Semua siswa, kata Akmalu, berkesempatan sama saat sekolah mencari siswa boarding. Dikatakan demikian, karena sekolah mengadakan semacam tes tertulis dan siswa dengan urutan nomor tertinggi saat tes akan menjadi siswa boarding.

"Jadi siswa boarding bukan ditunjuk langsung oleh sekolah. Melainkan kita buka kesempatan bagi seluruh siswa melalui tes dari sekolah. Berapa kapasitas asrama kita sesuai dana yang dialokasikan pemerintah pusat maka urutan pertama hingga angka terakhir yang dibutuhkan, berhak menjadi siswa boarding," katanya.

Jadi, jelasnya, sekolah boarding bukan untuk siswa miskin atau berprestasi dalam belajar. Namun diperuntukkan bagi siswa yang mau mengejar kesempatan yang dibuka dengan melalui ujian dan tes dengan hasil yang baik.

Selama diasramakan, terang Akmalu, siswa akan diberi tambahan belajar ekstrakurikuler. Dididik menjadi disiplin, berkarakter, ulet dan tekun. Bahkan, siswa-siswa di sana tidak dibenarkan memakai gadget karena dikhawatirkan akan terpengaruh negatif dan minciderai program boarding school itu sendiri.

"Sekarang penghuni asrama sudah mencapai 60 orang. Siswa sendiri komplit, ada berasal dari lingkungan yang jauh, miskin dan berprestasi. Namun Intinya asrama diperuntukkan bagi siswa yang benar-benar mau belajar," sebutnya.

Di sisi lain, sekolah dengan prestasi adiwiyata itu juga tengah diupayakan Akmalu, agar bisa menjadi salah satu sekolah unggulan di Provinsi Sumatera Barat.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: