Solsel Kembangkan Budidaya Kopi Arabika
VALORAnews - Kabupaten Solok Selatan (Solsel) dikenal sebagai salah daerah penghasil kopi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Jika, sebelumnya daerah ini lebih dominan menghasilkan kopi jenis robusta, sekarang telah mulai beralih ke jenis arabika lantaran memiliki harga jual yang mahal dan pasar yang jelas.
Petani di Solsel kian meminati kopi jenis arabika ini untuk ditanam setelah berkaca pada keberhasilan petani di Kabupaten Solok sebagai daerah yang telah populer membudidayakan jenis kopi tersebut. Terlebih lagi, harganya yang semakin menggiurkan dan terus meningkat tiap tahunnya bahkan telah mencapai Rp100 ribu perkilogram untuk kualitas premiumnya saat ini.
Seiring dengan membaiknya harga kopi tersebut, membuat petani di Solsel turut bersemangat menanam termasuk merawat kembali tanaman kopinya. Sebelumnya, petani setempat lebih banyak menanam jenis kopi robusta, sekarang telah banyak beralih ke jenis arabika dengan dasar penilaian harga yang fantastis tersebut.
"Para petani kopi di sini sejatinya sudah lama mengetahui perihal mahalnya harga dari kopi jenis arabika ini, namun dengan berbagai alasan belum ikut menanamnya. Tapi sekarang, sudah banyak yang menanam," kata salah seorang petani di Bangun Rejo, nagari Lubuk Gadang Selatan, Sawirman.
Di antara alasan yang ada lanjutnya, salah satu yang paling mendasari yakni bahwa kopi tersebut belum begitu cocok dikembangkan di Solsel. Dikatakannya demikian, lantaran tingkat keberhasilannya kopi arabika sendiri tergantung pada iklim dan ketinggian wilayah.
"Kopi arabika cocok ditanam di tanah dengan ketinggian 1000 mdpl ke atas. Kenapa di Solok khususnya di Kecamatan Lembah Gumanti berhasil, karena iklimnya cocok. Sementara di Solsel, hanya ada beberapa wilayah dengan titik ketinggian itu," terangnya.
Kendati wilayah yang cocok untuk tanaman kopi arabika terbatas, namun petani di Solsel tetap sudah banyak mengisi lahannya dengan jenis kopi tersebut. Bahkan, perkebunan yang berada di bawah ketinggian 1000 mdpl juga dipaksakan diisi dengan tanaman ini.
Varietas kopi arabika sendiri, sudah banyak ditanam oleh petani pada dataran tinggi di setiap Kecamatan di Solsel, terutama Sangir dan Pauh Duo. Terkait pemasaran, kopi di Solsel ditampung oleh Koperasi Solok Radjo dan sebagiannya sedang gencar dipromosikan oleh pemerintah daerah dan kelompok tani setempat ke sejumlah daerah seperti Bali, Jakarta dan Pekanbaru, Riau, melalui serangkaian iven.
Baca juga: Pemilu 2024 Ganggu Capaian Target Legislasi, Komisi 1 DPRD Solsel Konsultasi dengan DPRD Sumbar
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Solsel, Wandra menyebutkan kualitas kopi dari Solsel saat ini telah mampu bersaing di pasaran. Sementara, untuk jenis kopi yang dihasilkan masih banyak jenis robusta ketimbang arabika.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Peneliti dari 3 Perguruan Tinggi jadikan Nagari Lubuk Malako Prototype Desa Adat
- Ketua Dekranasda Solsel Resmikan Mitra Kerinci Galeri
- Mandabiah Kabau Nan Gadang, Khairunas: Pemkab Dukung Pelestarian Budaya
- Bupati Solsel Nilai BBI Bariang Cocok jadi Lokasi Wisata Edukasi
- Dekranasda Solsel Fasilitasi 70 Milenial Dilatih Desainer Andal