Pergerakan IHK Sumatera Barat Perlu Diantisipasi
VALORAnews - Perkembangan harga di Sumatera Barat hingga pertengahan Ramadhan 2018, relatif terkendali. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2018 mencatat inflasi sebesar 0,36%, lebih tinggi dibandingkan April 2018 yang sebesar 0,02% (mtm).
Meski meningkat, tekanan inflasi pada Ramadhan tahun ini tidak jauh berbeda dibandingkan Ramadhan 2017 yang mencapai 0,32% (mtm). Besaran inflasi pada Ramadhan 2018 juga masih dibawah rata-rata inflasi Ramadhan periode 3 (tiga) tahun sebelumnya (2014-2016) yang sebesar 0,76% (mtm).
Pergerakan harga di Sumatera Barat masih sejalan dengan nasional yang mencatat inflasi sebesar 0,21% (mtm) pada Mei 2018. Secara tahunan, inflasi Sumatera Barat pada Mei 2018 sebesar 3,12% (yoy) berada di bawah laju inflasi nasional yang sebesar 3,23% (yoy).
Secara tahun berjalan, laju inflasi Sumatera Barat dari Januari hingga Mei 2018 tercatat 1,05% (ytd), atau lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 1,30% (ytd).
"Realisasi inflasi bulanan Sumatera Barat pada periode Mei 2018 menduduki posisi ke-14 dari 26 provinsi yang mengalami inflasi," ungkap Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumbar, Endy Dwi Tjahjono dalam siaran pers yang diterima, Selasa (5/6/2018).
Dikatakan Endy, provinsi yang mengalami inflasi tertinggi nasional adalah Maluku (1,24%, mtm) dan diikuti Sulawesi Tenggara (1,05%, mtm). Secara spasial, 2 (dua) kota perhitungan inflasi di Sumatera Barat yakni Padang mengalami inflasi 0,46% (mtm), sementara Bukittinggi mengalami deflasi 0,39% (mtm).
Secara disagregasi, laju inflasi bulanan Sumatera Barat pada Mei 2018 terutama disumbang oleh kenaikan harga kelompok volatile food dan kelompok inti. Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,98% (mtm), meningkat dibandingkan April 2018 yang masih mengalami deflasi sebesar 0,33% (mtm).
Lebih rinci, inflasi kelompok ini terutama disumbang oleh naiknya harga komoditas cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras yang memberikan andil inflasi sebesar 0,15% (mtm); 0,08% (mtm); dan 0,06% (mtm) terhadap keseluruhan inflasi Sumatera Barat. Inflasi pada komoditas tersebut terjadi karena masih terbatasnya pasokan di pasar.
Baca juga: Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
Produksi bawang merah di Alahan Panjang Kabupaten Solok menurun, karena masih dalam masa tanam, sehingga menyebabkan stok komoditas tersebut terganggu. Sedangkan, kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh berkurangnya pasokan DOC (day old chicken) di pasar. Di sisi lain, deflasi komoditas beras dan jengkol menahan lebih lanjut tekanan inflasi pada kelompok volatile food.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
- Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
- BPKH Hajj Run 2024 Diikuti Peserta dari Berbagai Provinsi di Indonesia
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
Pjs Bupati Agam jadi Instruktur Olahraga Rabu Pagi, Ini Pesannya
Olahraga - 20 November 2024
Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
Olahraga - 16 November 2024
Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
Olahraga - 10 November 2024