Pergerakan IHK Sumatera Barat Perlu Diantisipasi
Dari kelompok inti, laju inflasi kelompok ini terpantau meningkat namun pada level moderat. Kenaikan harga kelompok inti pada Mei 2018 tercatat sebesar 0,16% (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan April 2018 sebesar 0,02% (mtm).
Penyumbang utama inflasi kelompok inti terutama berasal dari komoditas nasi dengan lauk dan ketupat/lontong sayur, dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,03% (mtm) dan 0,02% (mtm). Kenaikan harga kedua komoditas tersebut merupakan imbas dari naiknya harga bahan baku (terutama bumbu-bumbuan).
Sementara itu, tekanan inflasi kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices) terpantau mereda pada Mei 2018. Perkembangan harga kelompok ini mengalami inflasi 0,06% (mtm), menurun dibandingkan April 2018 yang sebesar 0,39% (mtm).
Baca juga: Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
Tidak adanya kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi dan tarif tenaga listrik (TTL) pada Mei 2018 menjadi faktor utama meredanya tekanan inflasi kelompok administered prices. Adapun komoditas yang menyumbang kenaikan harga pada kelompok ini adalah rokok putih sebagai imbas dari penyesuaian harga secara gradual atas kenaikan tarif cukai rokok tahun 2018.
Mencermati perkembangan terkini, pergerakan IHK Sumatera Barat perlu diantisipasi karena potensi tekanan inflasi yang lebih tinggi pada Juni 2018. Sumber tekanan inflasi utama berasal dari kelompok barang yang diatur pemerintah, khususnya dampak lanjutan kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan masih berlangsungnya arus mudik pasca lebaran dari/ke Padang.
Selain itu, permintaan terhadap komoditas pendidikan, khususnya pendaftaran dan keperluan sekolah diperkirakan meningkat seiring dengan masuknya periode tahun ajaran baru. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap komoditas bahan pangan strategis menjelang Idul Fitri 2018, juga akan berimbas pada kenaikan harga kelompok volatile food.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi tekanan inflasi ke depan. Dalam rangka mengantisipasi gejolak tekanan harga saat Ramadhan dan HBKN Idul Fitri 2018, TPID secara aktif melakukan koordinasi dari jajaran pimpinan hingga level teknis.
"Salah satunya adalah melalui High Level Meeting TPID Sumatera Barat yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno pada 15 Mei 2018," terangnya.
Secara umum, kesimpulan pada pertemuan tersebut adalah TPID di Sumatera Barat siap melakukan peningkatan koordinasi antar daerah (provinsi, kabupaten dan kota) dan OPD terkait, dalam hal pengendalian inflasi daerah.
Lalu, penguatan sinergi dan komunikasi terhadap informasi, ketersediaan dan kelancaran bahan pangan strategis, khususnya saat Ramadhan dan Idul Fitri 2018 dan menggandeng para ulama untuk turut serta mensyiarkan atau mengimbau masyarakat agar memaknai definisi dari puasa, sehingga tidak berkonsumsi secara berlebihan saat Ramadhan.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
- Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
- BPKH Hajj Run 2024 Diikuti Peserta dari Berbagai Provinsi di Indonesia
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
Pjs Bupati Agam jadi Instruktur Olahraga Rabu Pagi, Ini Pesannya
Olahraga - 20 November 2024
Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
Olahraga - 16 November 2024
Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
Olahraga - 10 November 2024