12 Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Padangpariaman, Armaidi: Waspadai Sesama Lelaki Terlalu Akrab

Kamis, 31 Mei 2018, 18:19 WIB | Wisata | Kab. Padang Pariaman
12 Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Padangpariaman, Armaidi: Waspadai Sesama Lelaki Terlalu...
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Padangpariaman, Jasneli, Kepala Puskesmas Sintuak, drg Fidiah dan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padangpariaman, Armaidi Tanjung. (humas)

VALORAnews - Penyebaran HIV/AIDS semakin mengkhawatirkan di Kabupaten Padangpariaman. Dalam rentang waktu Januari hingga April 2018, ditemukan 12 kasus baru terkena HIV/AIDS di daerah itu.

Demikian terungkap dari wawancara terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Padangpariaman, Jasneli, Kepala Puskesmas Sintuak, drg Fidiah dan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padangpariaman, Armaidi Tanjung, Kamis (31/5/2018) di Puskesmas Sintuak, Kabupaten Padangpariaman.

Menurut Jasneli, dari 12 kasus HIV/AIDS yang ditemukan tersebut, sebanyak 8 kasus pelakunya adalah laki-laki suka laki-laki (LSL) alias gay. Sedangkan 4 kasus merupakan perilaku seks bebas dengan pasangan beda jenis kelamin.

"Ini perlu menjadi perhatian semua pihak untuk menekan penyebaran kasus HIV/AIDS," kata Jasneli.

Baca juga: Momentum Imlek 2574, Buku Tragedi Kanso, Trauma Etnisitas Cina di Pariaman 1945 Diluncurkan

Data yang dihimpun, di salah satu wilayah kerja puskemas di Padangpariaman, saat ini sudah ditemukan 3 kasus HIV/AIDS. Satu orang di antaranya terinfeksi karena perilaku seks LSL. Dari hasil temuan tim medis, dua orang di antaranya terkena setelah merantau ke luar provinsi Sumatera Barat.

"Mereka yang terkena HIV/AIDS tersebut berusia antara 19-24 tahun. Ini jelas usia yang sangat produktif," kata Fidiah.

Sekretaris FKS Padangpariaman, Armaidi Tanjung menyebutkan, temuan dari tenaga kesehatan tersebut membuktikan, jika dulu perantau hanya mengirimkan uang via wesel ke kampung halaman. Namun sekarang perantau tidak hanya mengirimkan uang ke kampung halaman, tapi juga penyakit yang berbahaya. Yakni HIV/AIDS.

Di rantau mereka tidak ada yang mengawasi dan tak malu melakukan seks bebas, berganti pasangan, sehingga tertular HIV/AIDS.

Baca juga: NU Sumbar Minta PMII Padang Tingkatkan Pengkaderan

"Setelah sampai di kampung, merasakan gejala tertentu di bagian kemaluannya. Kemudian mendatangi Puskesmas atau klinik kesehatan. Di sinilah terungkap bahwa dirinya sudah terkena HIV/AIDS," tutur Armaidi Tanjung penulis buku Free Seks No, Nikah Yes ini.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: