Partisipasi Cenderung Turun, Eka Vidya: Tingkat Kepercayaan Publik ke Parpol dan Politisi Rendah
Kemudian, menyangkut harapan dan tantangan pada pemilu serentak 2019, Eka menyebutkan, secara prosedural, pemilu Indonesia bisa dikatakan sudah berjalan pada rule-nya.
"Pemilu di Indonesia, sudah masuk pada tahapan ketiga yaitu tahap demokratisasi. Sebaliknya, di banyak negara yang jatuh pada sistem otoritariansme, butuh energi besar untuk bisa menciptakan kembali sistem demokrasi," kata Eka.
Yang masih jadi pertanyaan, tanya Eka, apakah Indonesia sudah bisa dikatakan demokratisasi dengan sistem politik saat ini?
Baca juga: Menangkan Pemilu, Taslim: Kader PAN itu Terlatih Bangun Jaringan
"Untuk bisa menjadikan bisa masuk level demokratisasi, titik ukur suksesnya pemilu, tidak hanya pada penyelenggara, tetapi juga ada pada parpol dan masyarakat sipil," nilai Eka.
"Ketiga aspek ini punya peran penting. Misalnya di segi partai, apakah tidak adanya intrik di internal partai, kemudian sistem yang dibangun partai saat ini masih sentralistik dan bukan desentralisasi," terang Eka.
Eka mengatakan, terkait permasalahan yang muncul, contohnya untuk tatanan penyelenggaraan masih ditemui juga masalah, seperti metode pemilu, kemudian masalah keberadaan daftar pemilih, turunnya partisipasi pemilih, kemudian masalah rekrutmen dan lainnya.
"Awalnya kami optimistis, anggota KPU berisikan orang-orang yang kapabel dan hebat, dan berasal dari berbagai elemen, tapi yang terlihat ada dari anggota KPU itu kurang improvisasinya. Mereka seakan dikejar daedline untuk segera melaksanakan tahapan pemilu yang sudah dibuat," ungkap Eka.
Menyinggung turunnya partisipasi di antaranya disebabkan masyarakat sudah merasa hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap parpol.
Kemudian, kalau ingin keluar dari fase yg disebutkan diatas untuk pemilu 2019, maka parpol harus melakukan rekrutmen calon-calon yang berkualitas. Dia yakin, dengan dilakukannya proses rekrutmen calon berkualitas oleh parpol, maka paradigma masyarakat akan berubah.
Dia juga menyinggung politik uang, dimana secara tidak langsung cukup banyak pihak yang terlibat. Misalnya apabila suatu lokasi adakan acara lalu minta sponsor atau bantuan pada calon. "Sadar atau tidaknya, apa yang dilakukan itu sama dengannya politik uang," nilai Eka.(skm/vri)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar