Perempuan Tidak Mandiri, Harneli: Faktor Penyebab Dominan Maraknya KDRT
Eva Parti Dewi (38), menyorot bagaimana peserta sekolah perempuan sekarang sudah mulai memanfaatkan pekarangan untuk kebutuhan pokok seperti menanam sayuran di pekarangan.
"Setelah kami rinci pendapatan dan pengeluaran di rumah tangga, lebih besar pengeluaran dibanding pendapatan, sehingga keluarga setiap bulan jauh dari kecukupan," terang dia.
Untuk itu, tandasnya, mereka mencoba memanfaatkan pekarangan untuk kebutuhan keluarga.
Yulda Hafril (51), menyorot persoalan Musyawarah Rembug Pembangunan (Musrembang) yang selama ini tidak melibatkan perempuan. Sementara, kebutuhan perempuan sangat tinggi dalam setiap pembangunan.
Tidak efektifnya pembangunan selama ini karena setiap musyawarah tidak meminta pendapat perempuan. Ia juga menyorot penyelenggaraan Musrenbang yang dilakukan dimalam hari sehingga membatasi akses terhadap perempuan.
Afrida (49), menyorot persoalan Penerima Bantuan Iuran BPJS (Peserta PBI), Umumnya peserta PBI yang dibayarkan pemerintah tidak tepat sasaran sehingga banyak keluarga miskin selama ini harus membayar iuran setiap bulan. "Iuran setiap bulan untuk BPJS sangat memberatkan bagi keluarga miskin," ungkapnya.
Selain persoalan PBI BPJS, dia juga berkeinginan untuk membuat Pusat Baca dan Internet Gratis bagi anak-anak sekolah yang mencari tugas. Ini dilakukan di Bukit AC Gunung Sarik.
Yuslinda (43) mengungkapkan bahwa harapannya Pemko Kota Padang mereplikasi kegiatan SPAR ini agar semakin banyak perempuan yang memperoleh pendidikan.
Sejumlah harapan kemudian muncul dari kalangan pemerintah atas alumni SPAR. Diantaranya Ermiati, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3P2KB. Dia berharap, Alumni SPAR perlu dilibatkan jadi narasumber diberbagai kegiatan perempuan seperti PKK, Majelis taklim sehingga perempuan semakin aktif dan berani berpendapat.
Pak Syuferi dari Bappeda, berharap agar alumni SPAR dapat terjun dan berkiprah di kelurahan. Neli dari Dinkes Padang, berharap, dapat mereplikasi pendidikan Kespro dalam SPAR dalam agenda pendidikan buta aksara, pendidikan anak, lansia dan disabilitas. (rls)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar