Si Padlih jadi Maskot Pilwako Padang 2018
VALORAnews - Salah satu bagian dari icon Sumbar yang ada di Kota Padang, Masjid Raya, jadi salah satu bagian penting dari maskot pemilihan walikota dan wakil walikota Padang (Pilwako) pada pemilihan serentak 2018, Si Padlih. Ini merupakan akronim dari Padang Memilih.
Menurut pencipta Si Padlih, Sara Dwi Nurani, Si Padlih ini merupakan tokoh pria. Design Si Padlih yang identik dengan bagian Masjid Raya Sumbar yakni bagian atap atau qubah. Atribut lainnya yang melekat pada Si Padlih ini yakni kotak suara, alat coblos di tangan kiri dan kertas suara di tangan kanan. Sedangkan warna merah putih menandakan bendera Indonesia.
"Dikarenkan qubah atau atap mesjid Raya Sumbar ini merupakan salah satu ikon Kota Padang, maka cukup menjelaskan bahwa pesta demokrasi lima tahunan itu, berlangsung di ibu kota provinsi Sumbar ini," jelas Sara Dwi Nurani, melalui sambungan telepon, Rabu (4/10/2017).
Si Padlih ini, dikenalkan secara resmi ke publik pada Jumat (29/9/2017) lalu, berbarengan dengan peluncuran secara resmi tahapan, program dan jadwal pemilihan walikota dan wakil walikota Padang pada pemilihan serentak 2018. Si Padlih ini dikenalkan langsung Komisioner KPU RI, Wahyu Setiawan didampingi Ketua KPU Sumbar, Amnasmen, Emzalmi (Wawako Padang), Forkopimda dan undangan lainnya.
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Tinjau Gudang Penyimpanan Logistik Pemilihan Serentak 2024
Qubah atau atap Masjid Raya Sumbar pada maskot Pilkada Kota Padang, memiliki tujuan jika telah terpilih siapa yang akan menjadi walikota dan wakil walikota untuk periode 2018-2023, maka mereka harus tahu dan sadar, bahwa tanggungjawab tidak hanya secara undang-undang (UU), namun juga bertanggungjawab secara agama.
"Sementara, atribut sandal datuk merupakan tambahan dari juri untuk melambangkan adat istiadat Minangkabau," pungkasnya.
Menurut salah seorang juri, Hasanuddin, terpilihnya Si Padlih jadi maskot karena mampu merepresentasikan simbol-simbol lokal, asprirasi, cita-cita, harapan dan keinginan dari komunitas, khalayak, audiens yang terlibat dalam proses Pilwako.
"Tidak ada ruang bagi khalayak untuk melakukan interpretasi yang negatif, meremehkan, merendahkan, atau melemahkan gagasan yang hendak disampaikan secara simbolik," jelas Hasanuddin yang juga Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unand itu.
Baca juga: PILKADA 2024, BAWASLU: Awasi Ketat Distribusi Surat C Pemberitahuan ke Pemilih
Secara keseluruhan, terangnya, tubuh maskot dapat diidentifikasi simbol lokal Minagkabau, Sumatera Barat, KPU, Pemilih dan peralatan Pilwako.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar