Puskesmas Sintuak Layani Wanita Hamil Gizi Kurang, Armaidi: Kita Bantu Urus JKN

Sabtu, 29 Juli 2017, 23:24 WIB | Wisata | Kab. Padang Pariaman
Puskesmas Sintuak Layani Wanita Hamil Gizi Kurang, Armaidi: Kita Bantu Urus JKN
Foto bersama Pengelola KIA Puskesmas Sintuak Nur Octavia Syamsul, Yeni Susanti, ibu Yeni, Armaidi Tanjung, Bidan Desa Yuldiana dan Zairil, di kediamannya, Korong Tembok Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Sabtu (29/7/2017). (humas)

VALORAnews - Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padangpariaman, sampaikan apresiasi terhadap upaya bidan desa dan Puskesmas yang melakukan pendampingan terhadap wanita hamil gizi kurang (Bumil KEK), Yeni Susanti (33) di Korong Tembok, Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang. Kondisi fisik Yeni Susanti yang tidak normal, membuat dia membutuhkan perawatan khusus.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padangpariaman, Armaidi Tanjung, Sabtu (29/7/2017), ketika mengunjungi Yeni Susanti di rumahnya, di Korong Tembok, Nagari Sintuak. Turut mendampingi Ketua Seksi Program FKS, Zairil, Anggota Sekretariat FKS Sari Bulan, Pengelola KIA Puskesmas Sintuak Nur Octavia Syamsul dan Bidan Desa Sintuak Selatan, Yuldiana.

Informasi pasien yang membutuhkan perhatian khusus ini baru diterima pagi tadi. "Saya langsung ke lokasi untuk mengetahui kondisinya. Ternyata memang membutuhkan perhatian," kata Armaidi Tanjung.

Pengelola KIA Puskesmas Sintuak, Nur Octavia Syamsul menjelaskan ke FKS, kondisi Yeni Susanti dengan cacat bawaan. Yakni gangguan pada pinggul ke bawah, sehingga tidak bisa berjalan normal. Lingkar lengan Yeni hanya 16 cm, padahal standarnya 23,5 cm.

Baca juga: Mudah Banget, Ini 3 Jenis Freelancer yang Cocok Buat Ibu Hamil Lakukan

Saat kehamilan, beratnya cuma 22,5 kg. Dengan bantuan susu dan makanan tambahan dari Puskesmas, kini beratnya sudah mencapai 23,7 kg. "Dari kondisi pasien, resikonya pendarahan dan sulit melahirkan normal. Kemungkinan normal melahirkan berkisar 15-20 persen. Kini usia kandungan 4 bulan. Seharusnya sudah di USG ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi janin dalam kandungan," kata Nur Octavia.

Masalahnya, kata Nur Octavia, Yeni tidak mampu membiayai pengobatan ke rumah sakit atau ke dokter kandungan. Selain itu, juga tidak memiliki KTP, BPJS dan KK. Suaminya bekerja sebagai pengantar air isi ulang.

"Puskesmas Sintuak sudah memberikan bantuan 2 tahap susu. Standarnya, selama wanita hamil hanya diberikan 4 kali bantuan susu. Tapi Yeni sudah diberikan 6 kali selama 3 bulan terakhir ini. Sampai melahirkan, Puskesmas Sintuak tetap memberikan bantuan susu agar bayi dalam kandungan diharapkan lahir normal," kata Nur Octavia.

Ketua Seksi Program FKS, Zairil mengatakan, sedang mengupayakan agar Yeni dapat jadi peserta JKN PBI. Sehingga ke depan, Yeni tidak ada lagi masalah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan sampai ke rumah sakit.

Baca juga: Kerjasama UNP dan POGI: Vaksinasi Covid19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui, Gubernur: Menjaga Bayi dari Resiko Penularan

"Sebagai langkah awal, kita sedang upayakan bantuan ke Baznas Padangpariaman untuk mendapatkan bantuan. Bantuan tersebut digunakan untuk pengurusan dan pembayaran iuran BPJS," kata Zairil yang juga Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Padangpariaman ini.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: