FSI SMAN 2 Bukittinggi Bertekad jadi Generasi Penulis Islami

Selasa, 09 Juni 2015, 15:00 WIB | Kabar Daerah | Kota Bukittinggi
FSI SMAN 2 Bukittinggi Bertekad jadi Generasi Penulis Islami
Peserta Pelatihan Kepemimpinan dan Kepenulisan Forum Studi Islam (FSI) SMA Negeri 2 Bukittinggi, berfoto bersama Pemateri Muhammad Subhan (Penulis & Pegiat FAM Indonesia), usai kegiatan itu, Senin (8/6/2015), di SMA Negeri 2 Bukittinggi. (istimewa)

VALORAnews -- Menulis bisa jadi sarana dakwah. Lewat tulisan, dakwah yang disampaikan lebih mengena, dapat didokumentasikan dan sifatnya abadi walau pendakwah (penulis) sudah tiada.

Demikian disampaikan Muhammad Subhan, Penulis dan Pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia ketika memberikan materi Menulis Kreatif di hadapan 30 siswa SMA Negeri 2 Bukittinggi, Sumatera Barat, yang tergabung dalam Forum Studi Islam (FSI) sekolah itu, Senin (8/6/2015).

FSI SMA Negeri 2 Bukittinggi, menghelat Pelatihan Kepemimpinan dan Kepenulisan selama tiga hari, Senin-Rabu (8-10/6/2015), sebagai upaya pembekalan dan kaderisasi pengurus dan anggota FSI sekolah bekas Kweekschool (Sekolah Raja) itu, dengan mengundang sejumlah pemateri yang kompeten di bidangnya.

Dalam pemaparannya, Muhammad Subhan menjelaskan tentang pentingnya dakwah bil qalam (lewat tulisan) dan merupakan tradisi ulama-ulama terdahulu. Dalam metode dakwah, dakwah bil qalam dianggap lebih mengena dan mampu menyebarkan ajaran Islam lebih luas ke seluruh penjuru dunia.

Baca juga: Lelaki Rambut Bawang Dibedah di Rimba Bulan, Ini Pendapat 3 Pemantik Diskusi

"Menulis merupakan esensi ajaran Islam untuk mengimbangi perintah membaca (Iqra') yang diwahyukan lewat al Quran," ujar Muhammad Subhan yang merupakan alumni Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Imam Bonjol Padangpanjang.

Dia berbagi kiat menulis mudah, yaitu memulai dari hal-hal sederhana dengan ide-ide yang muncul di lingkungan sekitar dan pada diri sendiri. Banyak peristiwa yang terjadi setiap hari yang bisa diamati, dikutip-pungut, lalu didramatisir lewat tulisan.

"Tulisan itu bisa jadi puisi, cerpen, novel ataupun artikel-artikel ringan yang dapat dikirim ke media massa," kata Subhan dalam siaran pers yang dilansir beberapa saat lalu.

Ditambahkan, di banding era 20 tahun sebelumnya, generasi hari ini sangat dimudahkan teknologi. Penulis-penulis di masa lampau tingkat kesulitan yang dihadapi lebih tinggi, sebab keterbatasan alat dan media.

Baca juga: Album Musik Puisi Diwacanakan di Bukber FAM Sumbar

"Dulu, orang menulis karangan menggunakan mesin tik yang berisik. Naskah dikirim lewat kantor pos dan menunggu berbulan-bulan kabar pemuatannya. Sekarang, menulis sudah bisa di laptop. Naskah tinggal email dan sampai ke redaksi dalam hitungan detik," ungkapnya.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: