Banjir Rob Genangi Ratusan Rumah Warga Berok Nipah
VALORAnews - Sedikitnya, 200 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Berok Nipah, Kecamatan Padang Barat, terimbas banjir rob. Sejak tiga minggu terakhir, tiap pagi, air laut menggenangi rumah mereka.
"Ini memasuki minggu ke empat. Mulai pukul 05.00 WIB, air laut masuk menggenangi rumah. Puncaknya pukul 07.00 WIB. Air bisa sampai ketinggian 50 cm hingga menyusut sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Wat, salah seorag warga setempat, Selasa (7/6/2016).
Dikatakan, banjir rob ini memang tiap tahun terjadi, tapi pada 2016 ini merupakan yang terburuk. Banjir Rob adalah masuknya air laut kedaratan. Hal ini terjadi, dampak dari perubahan iklim yakni debit air laut yang semakin tinggi diakibatkan mencairnya es di kutub utara, akibat suhu bumi yang meningkat.
Lurah Berok Nipah, Desprinelli yang ditemui di kantornya membenarkan kejadian yang menimpa warganya itu. "Sudah hampir satu bulan, Banjir Rob melanda daerah ini. Setidaknya, ada 200 KK di tiga RW yang terdampak," terangnya. (Baca: Atasi Banjir Rob, Mahyeldi: Kita Akan Bangun Pemecah Ombak)
Baca juga: Granat Sumbar: Gerakan Anti Narkoba Layak Masuk Kurikulum Muatan Lokal di Setiap Satuan Pendidikan
Dia berharap, Pemko Padang merevitalisasi Kali Mati yang merupakan muara sungai yang terhubung langsung ke laut. Selain itu, lumpur di sungai, juga telah jadi sendimentasi yang menyebabkan Kali Mati jadi dangkal, sehingga air yang selama ini ditampung akhirnya melimpah membanjiri warga sekitar.
Ditambah dengan mulai banyaknya tumbuh pepohonan di sungai, yang dapat menghambat lumpur hanyut. "Warga telah sering menyampaikan hal ini. Setiap kali ada musyawarah rencana pembangunan (Musrembang), permasalahan ini selalu disampaikan warga tapi belum ada realisasinya," ujar Desprinelli.
Hal senada disampaikan Sekretaris Lurah yang juga warga Berok Nipah, Ramlan. "Sudah sangat lama Kali Mati ini tidak pernah dikeruk. Saya sudah belasan tahun bertugas di kelurahan dan sudah tidak terhitung kali permasalahan ini disampaikan di Musrenbang,"' ujar Ramlan.
Selain itu, bangunan liar di sekitar sungai juga jadi faktor yang lain terjadinya. "Penduduk banyak membangun di sekitar aliran sungai. Itu sudah cukup lama terjadi. Bangunan-bangunan liar tersebut juga jadi faktor yang menghambat lancarnya lalu lintas air di Kali Mati," terang Ramlan. (vri)
Baca juga: 10 Anak Terlibat Peredaran Narkoba di Padang Selang 3 Bulan Terakhir
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- 10 Anak Terlibat Peredaran Narkoba di Padang Selang 3 Bulan Terakhir
- Ini Jadwal 3 Paslon Wako-Wawako Padang Pilkada 2024 Mendaftar ke KPU Padang
- PKS Padang Targetkan 40 Persen Suara untuk Iqbal-Amasrul di Pilkada Padang 2024
- PKB, PDIP, PPP dan Ummat Sepakat Koalisi di Pilkada Padang, Calon Wajib Bawa Hasil Survei
- 100 Balita di Kecamatan Lubeg Kategori Stunting, Camat Ajak Kader Posyandu Susun Langkah Antisipasi
10 Anak Terlibat Peredaran Narkoba di Padang Selang 3 Bulan Terakhir
News - 18 September 2024
Elqadri jadi Pj Sekda Bukittinggi, Ini Pesan Wali Kota
News - 17 September 2024
10 Anak Terlibat Peredaran Narkoba di Padang Selang 3 Bulan Terakhir
Kota Padang - 18 September 2024
DPRD Padang Sahkan Peraturan Tata Tertib dan 4 Pimpinan Defenitif
Kota Padang - 14 September 2024