Maarif Institute: Padang Peringkat Terbawah Sebagai Kota Islami

Selasa, 17 Mei 2016, 19:53 WIB | News | Kota Padang
Maarif Institute: Padang Peringkat Terbawah Sebagai Kota Islami
Calon personel Satpol PP Padang, menjalani Pendidikan Kesamaptaan di SPN Padang Besi, Padang. (humas)
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Kota Padang berada di peringkat dua terbawah dari survei tentang kota paling islami yang dilakukan Maarif Institute. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 itu menunjukkan Kota Jogyakarta, Bandung dan Denpasar sebagai kota paling islami di Indonesia.

Dikutip dari Liputan6.com, penelitian Maarif Institute terhadap 29 kota di Indonesia itu juga menempatkan Kota Banda Aceh pada peringkat 19. Penelitian tersebut menetapkan 3 indikator dalam penilaiannya, yaitu, tingkat keamanan, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat.

Ketua Koordinator Penelitian Indeks Kota Islami Ahmad Imam Mujadid Rais mengatakan, indikator yang dipakai Maarif Institute berlandaskan Al Quran dan hadis soal gambaran agama Islam tentang kota yang sejahtera, aman, dan bahagia.

Namun, kota-kota di Indonesia yang mengklaim dan menggunakan perda-perda (Peraturan daerah) syariah, malah menduduki posisi terendah sebagai kota yang islami. Sementra Jogjakarta dan Denspasar yang notabene dihuni mayoritas nonmuslim justru berada di peringkat tertinggi sebagai kota paling islami dengan skor 80 poin.

Baca juga: Mahyeldi: Semoga Maarif Institute Tidak Diboncengi

Sedangkan Kota Padang yang memiliki falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabulla tercatat hanya memperoleh skor sebanyak 50 poin dan berada di peringkat ke 28, berada setingkat di atas Makassar

Kota lain di Sumbar, yaitu Kota Padang Panjang berada dua tingkat di atas Kota Padang. Kota yang memiliki pesantren wanita terbaik dan dijuluki Serambi Mekah itu menempati peringkat ke 26

"Kami mengukur kota islami dengan melihat sikap lemah lembut seseorang dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik," jelas Ahmad Imam Mujadid Rais, Selasa (17/5/2016).

Rais mengatakan, faktor-faktor yang menentukan kota islami itu antara lain dilihat dari faktor, seberapa sering masyarakat salat 5 waktu, berinfak, dan faktor lainnya.

"Ada perda syariah di Aceh, Padang, Mataram, dan Tasikmalaya contohnya, namun mereka berada di kelompok kota yang paling tidak islami," jelas Rais. (*/lok)

TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: