Persiapan Pendirian Museum Wartawan Martias Pandoe: PSH Unand Hadirkan Sejarawan Taufik Abdullah Gali Dinamika Sejarah Intelektual Sumbar

Selasa, 17 Mei 2016, 16:13 WIB | Kabar Daerah | Provinsi Sumatera Barat
Persiapan Pendirian Museum Wartawan Martias Pandoe: PSH Unand Hadirkan Sejarawan Taufik...
Sejarawan Indonesia yang pernah jadi Ketua LIPI, Prof Taufik Abdulah. (istimewa)

VALORAnews - Di pentas nasional era kekinian, tokoh asal Ranah Minang semakin minim berkiprah mewarnai perjalanan bangsa. Sementara, di zaman perjuangan kemerdekaan, tokoh asal Ranah Minang selalu diperhitungkan.

"Berangkat dari kegelisahan itu, akademisi yang berkhidmat pada Pusat Studi Humaniora (PSH) Universitas Andalas, mencoba menggali kembali penyebab kemunduran ini dengan menghadirkan Prof Dr Taufik Abdullah MA," ungkap Wakil Direktur PSH Unand, Harry Efendi Iskandar, Selasa (17/5/2016).

Sejarawan Indonesia kelahiran Kota Bukittinggi ini, akan tampil dalam Pidato Kebudayaan yang digelar di ruang seminar Lt 2 Gedung E Kampus Limau Manis, Universitas Andalas pada Rabu (18/5/2016) pukul 09.00-12.00 WIB.

"Pak Taufik akan membawakan pidato dengan tema 'Dinamika Sejarah Intelektual Sumatera Barat.' Semoga ini bisa jadi triger bagi kita semua, untuk bisa kembali berbicara dan berkiprah dalam perjalanan bangsa ini," ungkap Hary.

Baca juga: Erman Safar Terima Golden Award dari SIWO PWI, Ini Alasannya

Hary berharap, para intelektual serta berbagai elemen masyarakat, bisa menghadiri dialog kebudayaan ini. "Ini merupakan momen langka sekaligus jadi momentum kita untuk merefleksikan kembali peran tokoh Minang dalam mewarnai perjalanan bangsa ini sekaligus menatap perjalanan bangsa ini kedepannya," urai Hary.

Dalam pidato kebudayaan ini, terang Hary, sekaligus merupakan persiapan pendirian Museum Wartawan Martias Pandoe. Dialog ini juga terselenggara berkat dukungan dari Ketua PWI Sumbar, Basril Basyar beserta jajarannya.

"Martias Pandoe merupakan salah seorang wartawan senior Sumbar yang nama dan karyanya cukup diperhitungkan. Wartawan yang melintasi tiga zaman ini, berkarya untuk bangsa di Harian Kompas, sebuah koran referensi dan terbesar di Indonesia," ungkap Hary. (kyo)

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: