Harga Cabai makin 'Pedas,' Inflasi Sumbar Meningkat periode Januari 2024
Inflasi Provinsi Sumatera Barat pada Februari 2024, ungkap Irwan, dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 3,29% (mtm) dengan andil 1,10% (mtm).
Beberapa komoditas dominan yang mendorong inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu, cabai merah, cabai rawit, beras, minyak goreng, jengkol dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,69%; 0,09%; 0,09%; 0,06%; dan 0,05% (mtm).
Peningkatan harga aneka cabai seiring dengan turunnya pasokan yang disebabkan oleh gagal panen di berbagai daerah produksi akibat cuaca yang tidak mendukung.
Baca juga: Asisten II Agam Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Kenaikan Harga Minyak Goreng jadi Perhatian
Komoditas beras mengalami peningkatan harga akibat belum masuknya masa panen sehingga pasokan terbatas. Sementara itu, harga minyak goreng meningkat sejalan dengan peningkatan biaya produksi.
Kelompok penyumbang inflasi Sumatera Barat selanjutnya adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi sebesar 0,29% (mtm) dengan andil sebesar 0,05% (mtm).
Komoditas yang dominan menyumbang inflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga adalah tarif air minum PAM dengan inflasi sebesar 5,96% (mtm) dan andil 0,05% (mtm).
"Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh turunnya harga beberapa komoditas pangan," ungkapnya.
Beberapa komoditas pangan mencatatkan perkembangan harga yang lebih rendah sejalan dengan perbaikan pasokan yaitu, bawang merah (-11,42% mtm), ikan cakalang/ikan sisik (-3,53% mtm), wortel (-19,94% mtm), tomat (-6,57% mtm), dan sawi hijau (-21,77% mtm).
Selain itu, tarif angkutan udara juga tercatat deflasi -2,36% (mtm) seiring dengan terjaganya permintaan.
Realisasi inflasi tahunan Sumatera Barat tetap terkendali dan berada di sekitar batas atas target inflasi 2,51% (yoy), didukung oleh sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat dalam mengendalikan harga, memastikan ketersediaan pasokan, mendukung kelancaran distribusi, serta melakukan berbagai kegiatan komunikasi efektif. (*)
Penulis: Veri Rikiyanto
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Potensi Pertanian dan EBT Sumbar Belum Tergarap, Audy Joinaldy: Pemerintah Terkendala Hilirisasi dan Investasi
- Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
- Pemprov Sumbar dan BPH Migas Sepakat Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
- Nilai Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tembus Rp2,7 Triliun, Audy: Melalui Skema KPBU Bank Nagari Sanggupi Rp500 Miliar
- Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024