Sungai Dipenuhi Kayu: Agam Terancam Banjir Bandang
VALORAnews --Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Agam, menemukan sejumlah titik banjir bandang. Lewat pemantauan yang dilakukan dengan helikopter milik BNPB tersebut, terlihat beberapa kawasan sungai yang dipenuhi kayu-kayu. Hal ini bisa menyebabkan aliran air sungai menjadi terhambat dan akhirnya meluap.
"Dari hasil pemantauan, kami menemukan titik rawan banjir bandang di beberapa kawasan. Seperti Sungai Rangeh di mana terdapat banyak kayu-kayuan yang terbentang di sungai. Jika tidak dibersihkan segera, bisa berbahaya saat hujan turun," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Warsito, Selasa (5/1/2016).
Ikut dalam peninjauan yakni, pihak BPBD Sumbar, Muspida Sumbar, Kepala BPBD Agam, Kepala Dishutbun Agam Yulnasri, Kajari Lubuk Basung Setyo Pranoto. Bambang mengatakan, BPBD Agam dan Dishutbun Agam nantinya akan melakukan koordinasi, dan akan menyurvei lokasi melalui tim yang nantinya akan dibentuk.
Selain itu, kegiatan peninjauan titik banjir di Agam merupakan kegiatan kesiapan Provinsi Sumatera Barat dalam menghadapi potensi banjir bandang.
Baca juga: Cegah Banjir, BPBD-Dishutbun Tinjau Ulang Daerah Rawan
"Dalam hal ini Agam disupport penuh oleh BNPB pusat dan BPBD Sumbar, Muspida Sumbar untuk melihat barsama-sama dari udara di wilayah Agam bagian barat yang difokuskan di Kecamatan Tanjung Raya sekeliling Danau Maninjau," sebutnya.
Di Agam, katanya, ada 11 kecamatan yang terdapat potensi banjir dan longsor, namun dalam pantau di udara ini hanya difokuskan untuk wilayah yang prioritas banjir dan longsornya tinggi.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebuhanan (Dishutbun) Agam Yulnasri, mengatakan, dari pantauan yang dilakukan banyak hutan-hutan yang perlu dihijaukan kembali. Untuk itu, menurutnya, beberapa hari lagi akan dibantu bibit oleh pihak-pihak perusahaan. Bahkan dari BPBD juga sudah diusulkan mengajukan proposal pengadaan bibit
"KBR juga masih diragukan, apalagi pengadaan bibit yang akan dibagikan kepada masyarakat sesuai program pemerintah satu miliar pohon. Di 2016 Hutbun ragu bagaimana mendapatkan bibit," ujarnya.
Mengenai hal itu, Yulnasri, mengatakan, akan mencoba cari jalan keluarnya dengan mintak bantuan kepada pihak perusahaan, apakah melalui dana CSR atau sebagainya.
"Pantauan dari udara yang dilakukan terdapat banyak kayu-kayuan yang melintang di sungai-sungai, sehingga air sungai lancar kehulunya. Untuk itu, perlu dibersihkan bersama-sama, namun sebelumnya juga perlu dilakukan kesepakatan baik TNI, Polri, pemerintah, BPBD dan Kehutanan," ujarnya. (ham)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Nagari Pagadih jadi Nominator 10 Terbaik ADWI Tahun 2024 Kategori Kelembagaan dan SDM
- Pokdarwis Sungai Batang Dilatih Pariwisata Ramah Muslim, Ini Harapan Pjs Bupati Agam
- 40 Pelaku Usaha Dibekali Pengetahuan tentang Pentingnya Kebersihan dalam Industri Pariwisata
- Nagari Pasia Laweh Miliki Museum Adat dan Kebudayaan, Ini Harapan Pjs Bupati
- Agam Usulkan Festival Rakik-rakik jadi Agenda KEN 2025