4 Monumen Bersejarah yang Tinggal Kenangan di Sumbar, Patut Dilestarikan?

Kamis, 25 Januari 2024, 10:50 WIB | Wisata | Kota Padang
4 Monumen Bersejarah yang Tinggal Kenangan di Sumbar, Patut Dilestarikan?
Monumen Michiels sebagai bangunan termegah di Sumatera dulunya (foto: KILTV)

Tingginya sekitar 8 meter atau setara dengan gedung lantai 2, sesuai perkiraan orang yang bersandar di foto. Konon katanya dulu, Belanda selalu memberikan jam pada setiap bangunan yang didirikan.

Menurut Dr. Eko Alvares Z (alm) bahwa fungsi diberikan jam adalah untuk melatih kedisiplinan masyarakat sekitar, tapi hingga artikel ini dipublikasikan sudah tidak adalagi jejak bangunan tersebut.

2. Monumen Michiels

Baca juga: Dinas Pariwisata Latih Pengelola Desa Wisata Sumbar, Ini Arahan Mahyeldi

Bangunan ini disebut sebagai salah satu yang termegah di Sumatera dulunya, karena sering menyita banyak perhatian kalangan bangsawan dan masyarakat setempat sebagai salah satu tugu peringatan terbesar.

Tuga itu didirikan dengan tujuan penghargaan kepada Mayor Jenderal Andreas Victor Michiels karena telah berjasa memberantas pemberontakan kaum Padri di Minangkabau, bangunannya bergaya gotik dan sudah ada sejak 1855.

Dulunya wilayah itu dinamakan sebagai Michielsplein atau lapangan Michiels seperti nama yang diberikan, namun sekarang lokasinya sekitaran area Taman Melati di Museum Adityawarman Padang dekat pengadilan Tinggi.

Monumen arsitektur Eropa bergaya gotik ini setinggi 14,4 meter dengan total 5 lantai. Namun penampakannya kini hanya berupa foto dari KILTV dan menjadi cover buku karangan Antropolog Belanda Freek Colombijn.

Melansir kidalnarsis, bangunannya berasal dari besi tuangan yang berlantai marmer dengan beragam relief serta ukiran di bagian luarnya. Pada bagian ujungnya meruncing, bahkan ada salib kecil di tiap tingkatan.

3. Monumen de Greve

Nama lain dari Monumen de Greve adalah jejak sang Penemu Batu Bara yang dibangun sejak tahun 1871, dengan tujuan didirikan untuk mengenang Ir. Willem Hendrik de Greve yaitu ahli pertambangan Belanda.

Halaman:

Penulis: Rumpun3
Editor: Rumpun1
Sumber:

Bagikan: