Pelaksanaan UN Berintegritas, Anies: Banyak Sekolah Tak Jujur

Minggu, 27 Desember 2015, 21:39 WIB | Kabar Daerah | Kota Padang
Pelaksanaan UN Berintegritas, Anies: Banyak Sekolah Tak Jujur
Wako Padang, Mahyeldi Dt Marajo bersama istri, menjamu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI, Esti Reko Astuti dan Raseno Arya beserta rombongan, di Kota Padang dalam rangka Promosi Potensi Pariwisata Kota Pa

VALOARnews - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan, cukup banyak sekolah yang tidak jujur dalam penyelenggaraan UN beberapa waktu lalu. Ini berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan UN pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Menurut Anies, pada pelaksanaan UN tahun ini, ada dua hal yang menjadi penilaian yakni nilai akademik serta kejujuran. "Hasilnya, banyak sekolah yang tidak jujur, yang jujur kecil," kata Anies.

Anies menambahkan, penilaian integritas diukur dengan melihat pola kerjasama dan pola kecurangan peserta didik di suatu sekolah dalam mengerjakan soal UN. Angkanya (indeks integritas) 0 sampai 100. Jika tidak ada kecurangan angkanya 100. Jika terdapat 20 kecurangan, angka integritasnya 80.

Kepala Sekolah dari 503 sekolah yang dianggap jujur UN akhirnya diundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Selasa (22/12/2015) lalu. "Kejujuran merupakan nilai fundamental, nilai dasar dalam membangun karakter bangsa, sekolah harus menjadi zona kejujuran, zona integritas," kata Presiden.

Baca juga: Anies Baswedan Percayakan Muslim M Yatim jadi Koordinator Dapur Umum Saksi AMIN se-Sumbar

Di gedung KPK itu, Anies menyebut, kecurangan dalam pelaksanaan UN tidak bisa dibiarkan terus menerus. Berdasarkan hal tersebut, nilai kejujuran menjadi salah satu poin yang akan dinilai dalam UN. "Karena ketidakjujurannya itu mulai dari sekolah. Kita sekarang mulai ini dibuka. Jadi setiap sekolah ini ada angkanya praktik ketidakjujuran di sekolahnya," ujarnya.

Anies tak menampik, jika dalam pelaksanaan UN selama ini banyak kecurangan serta ditutupi oleh masyarakat. Namun hal tersebut berusaha dia ubah dengan membuka presentase kejujuran dan kecurangan dari hasil UN.

"Nah sekarang mereka kita ajak ke sini karena kita tahu korupsi itu gejala, penyakitnya adalah integritas yang rendah, jadi kita di pendidikan mau mulai dengan integritas. Hari ini kita ajak semua mereka ketemu pimpinan KPK yang baru." pungkasnya. (vri)

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: