Disdikpora Bukittinggi Berduka, Dua Guru Meninggal Beriringan

Jumat, 20 November 2015, 20:21 WIB | Kabar Daerah | Kota Bukittinggi
Disdikpora Bukittinggi Berduka, Dua Guru Meninggal Beriringan
Kampus SMAN 4 Bukittinggi di kawasan Panorama. (istimewa)

VALORAnews - Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bukittinggi berduka. Dua guru terbaiknya meninggal dunia di hari yang sama, Kamis (19/11) sore kemarin, di dua rumah sakit berbeda.

Kedua guru terbaik yang telah tiada itu, yakni Eka Handayani, S.Sn, guru Seni Budaya, mulai mengajar di SMAN 4 pada 1 Desember 2003. Sedangkan Neva Amir, S.Pd, guru bahasa Inggris, mulai mengajar di SMAN 4 pada 1 Februari 2004.

Di rumah duka almarhumah Neva Amir, yakni di Belakang Masjid Jami' Birugo, Kepala Disdikpora Bukittinggi, melalui Kasi Kurikulum, Asrizal mengakui, merasa kehilangan dua orang guru terbaik yang telah mengabdi sejak 2003 lalu itu. Keduanya adalah guru yang baik dan disenangi para siswa.

"Kita benar-benar berduka. Dalam waktu yang hampir bersamaan, kemarin, telah berpulang ke rahmatullah Eka Handayani (45) dan Neva Amir (36). Keduanya adalah guru SMA Negeri 4 Panorama Baru Bukittinggi," kata Asrizal, Jumat (20/11/2015).

Baca juga: Dinkes Bukittinggi Gelar Bimtek Pendampingan Regulasi bagi Tenaga Apotek Saryanfar

Di rumah duka, terlihat sejumlah pelayat, di antaranya pejabat Disdikpora, pengawas sekolah, Kepala SMAN 4, H Firdaus, Ketua Pagayuban Ikatan Keluarga Lubukbasung, H Harman, guru dan ratusan pelajar SMAN 4 Bukittinggi serta masyarakat sekitar.

Menurut H Firdaus, ia tidak menyangka dua orang gurunya dipanggil Allah Sang Pencipta secara bersamaan. Firdaus mengakui, Eka Handayani, sudah hampir dua bulan di rawat di Rumah Sakit M. Jamil, Padang, karena penyakit kanker yang dideritanya.

Sementara Neva Amir, memang pernah dirawat di RSUP Bukittinggi, tetapi Senin kemarin, Neva sudah masuk kembali mengajar. Namun besoknya, Neva masuk RSAM Bukittinggi. Setelah menjalani operasi di bagian kepala, Neva akhirnya meninggal dunia.

Sekaitan itu, H Firdaus, terpaksa meliburkan siswa untuk menghadiri pemakaman kedua orang gurunya tersebut. Eka Handayani, kelahiran Baturaja, Sumsel ini, dimakamkan di kampung suaminya, di Palembayan, Agam. Sedangkan jenazah Neva Amir, dimakam di kampungnya Lubukbasung, Agam.

Baca juga: Wawako Bukittinggi Sampaikan Nota Pengantar KUA PPAS 2025 dan Perubahan KUA PPAS 2024, Defisit masih Mewarnai

Eka Handayani meninggalkan seorang suami dan tiga orang anak yang masih kecil. Sedangkan Neva Amir, meninggalkan dua orang anak laki-laki satu di SMP dan satu di SMA, suaminya juga telah meninggal sejak 2012 silam.

Halaman:
IKLAN COKLIT DPT PILKADA SERENTAK 2024 SUMATERA BARAT

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: