Momentum Imlek 2574, Buku Tragedi Kanso, Trauma Etnisitas Cina di Pariaman 1945 Diluncurkan
"Kebinekaan atau multikulturalisme adalah ibarat sebuah mozaik atau taman bunga yang asri, kebermaknaannya bukan pada kesewarnaan tapi justru pada realitas warna-warni. Implikasinya, dalam keniscayaan toleransi demi tatanan yang harmoni, keseragaman tidak dikehendaki, dan dinamika sosio kultural kebinekatunggalikaan justru pada pemertahanan perbedaan dengan penguatan jati diri," tulis Hasan.
"Saya menyambut baik buku Tragedi Kanso ini. Agar kita bisa mengungkap sejarah, apa betul etnik Cina ditolak di Pariaman? Baik juga buku ini dibaca para guru sejarah untuk mengajarkan ke muridnya hingga mengubah persepsi orang tentang Minangkabau terutama Pariaman," tutur Ketua DPD Satupena Sumatera Barat, Sastri Bakry menambahkan. (rls)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Pramuka Sumbar Miliki KTA Multifungsi, Jadi Percontohan di Indonesia, Kerja Sama dengan Bank Mandiri
- Kafilah Sumatera Barat Pertahankan Predikat Juara Umum MTQ VII Korpri Tahun 2024
- FIB Unand Tuan Rumah Seminar Nasional dan Rapat Kerja PPSI Tahun 2024
- KPU Sumbar Gelar Nobar Film Tepatilah Janji, Tonjolkan Sisi Gelap Pelaksanaan Pilkada dan Kekuatan Media Sosial
- PUSINDOK Unand Inisiasi Penelitian Industri Media Online di Sumatera Barat, Ini Tanggapan Peserta FGD
Dua Pengedar Ganja dan Sabu Dibekuk, Barang Bukti Capai 30 Kg
Gaya Hidup - 13 November 2024
PPI dan Pemko Bukittinggi Gelar Paskibraka Competition 2024
Gaya Hidup - 05 November 2024