Direktur PSH Unand: Kepercayaan Masyarakat ke Politisi dan Partai Dititik Nadir
"Ini mungkin terdengar sangat ideal tapi memang hanya itulah cara efektif yang tersedia mengatasi makin tajamnya perbedaan-perbedaan yang muncul kepermukaan," tambah Hary.
Agar kondisi ideal itu terwujud, menurut Hary Efendi, perlu terus dilakukan penguatan kesadaran kerelawanan pengawasan partisipatif oleh masyarakat.
Kemudian, mentransformasikan kekuatan moral jadi gerakan sosial dengan konsekwensi memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang kepemiluan dan teknik pengawasan.
Baca juga: Dana Desa, Enny: Perlu Terobosan Pecahkan Kebuntuan di Masa Transisi
"Jika ini terwujud, maka Pemilu itu adalah pestanya masyarakat yang dilaksanakan dengan riang gembira," ungkap Hary.
Hary menilai, pemicu terus tergerusnya kualitas demokrasi Indonesia hari ini adalah sistem suara terbanyak.
"Mekanisme suara terbanyak ini, saya berpendapat, adalah faktor dominan yang menyebabkan jeleknya kualitas pemilu kita hari ke hari. Di titik ini, saya menyetujui dilakukan perbaikan sistem pemilu kita," tegas Hary.
Sumbar Paling Siap
Selain itu, Hary Efendi menilai masyarakat Sumatera Barat adalah kelompok masyarakat yang paling siap dengan perbedaan pilihan politik.
"Ini sudah terbukti dari berbagai kontestasi pemilihan. Baik skala nasional maupun lokal. Friksi hanya terjadi di elit, masyarakat relatif bisa menerima kekalahan calon yang mereka jagokan," ungkap Hary.
Dalam keseharian, urai Hary, persatuan dalam kemajukan itu juga sudah jamak terjadi di berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah
- 202 Personel Protokol Ikuti Bimtek, Ini Arahan Andri Yulika
- Pemprov Sumbar akan Bangun Kantor MUI 5 Lantai, Telan Dana Rp24 Miliar