Inflasi dan Pelemahan Ekonomi Global Menekan, Industri Jasa Keuangan Sumbar Tumbuh Positif
BATUSANGKAR (3/12/2022) - Kinerja industri jasa keuangan di Sumatera Barat posisi Oktober 2022, tumbuh positif di tengah meningkatnya tekanan inflasi dan pelemahan ekonomi global.
"Alhamdulillah, sejalan dengan proses pemulihan ekonomi di Indonesia, ekonomi Sumatera Barat juga ikut bergerak positif," ungkap Kepala OJK Sumbar, Yusri pada paparan di acara media gathering bersama jurnalis Sumatera Barat, di Kota Batusangkar, Jumat sore.
Dikatakan Yusri, aset perbankan Sumbar tumbuh 7,41% (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 5,09% (yoy). Kredit tumbuh sebesar 7,25% (yoy), dengan profil risiko yang masih terjaga pada level terkendali dengan Non Performing Loans (NPL) gross tercatat sebesar 2,00%.
Perbankan syariah Sumatera Barat juga menunjukan kinerja yang menggembirakan, Aset dan Pembiayaan Perbankan Syariah tercatat tumbuh masing-masing sebesar 15,29% (yoy) dan 23,23% (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 15,75% (yoy) dan Rasio Non Performing Finance (NPF) masih terjaga di posisi 1,93%.
Baca juga: Pelepasan 27 Ekor Merpati Tandai Peresmian Kampung Pengawasan Partisipatif Bawaslu Padang
Sementara untuk kinerja BPR dan BPRS di Sumatera Barat juga mengalami pertumbuhan positif. Kredit tumbuh sebesar 7,89% (yoy) dengan Rasio Non Performing Loans (NPL) sebesar 7,13%. Dari sisi penghimpunan dana, Dana pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,14%. Fungsi intermediasi BPR dan BPRS cukup baik terlihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 94,73%, dan rasio permodalan (CAR) yang terjaga pada 28,81%.
Untuk Industri Keuangan Non Bank, khususnya Perusahaan Pembiayaan, pada Oktober 2022, Piutang Pembiayaan mengalami pertumbuhan 6,88% (yoy), dan Non Performing Loans mengalami perbaikan menjadi 2,59% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,89%.
Sedangkan dari Industri Pasar Modal, jumlah Single Investor Identification (SID) terus mengalami peningkatan. Pada posisi Oktober 2022, SID didominasi oleh Investor Reksa Dana yang mencapai 131.978 Investor dan kemudian disusul oleh Investor Saham sebanyak 61.215 investor dan Investor Surat Berharga Negara (SBN) baru tercatat sebanyak 5.433 investor.
Dari 61.215 investor saham 69,21% dinominasi oleh investor dengan usia 30 tahun ke bawah. Jumlah SID Investor Saham tumbuh sebesar 32,91% (yoy), dengan total nilai transaksi s.d. Oktober 2022 adalah sebesar Rp14,27 Triliun,turun sebesar 7,67% (yoy).
"Kebijakan restrukturisasi kredit/pembiayaan bagi debitur yang terdampak penyebaran Covid-19, telah memberikan dampak positif bagi perkembangan industri jasa keuangan di Sumatera Barat serta juga pelaku usaha dan masyarakat yang terdampak," ungkap Yusri.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Potensi Pertanian dan EBT Sumbar Belum Tergarap, Audy Joinaldy: Pemerintah Terkendala Hilirisasi dan Investasi
- Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
- Pemprov Sumbar dan BPH Migas Sepakat Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
- Nilai Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tembus Rp2,7 Triliun, Audy: Melalui Skema KPBU Bank Nagari Sanggupi Rp500 Miliar
- Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024