Inflasi dan Pelemahan Ekonomi Global Menekan, Industri Jasa Keuangan Sumbar Tumbuh Positif
Sampai dengan posisi Oktober 2022, urai Yusri, Industri Perbankan di Sumatera Barat telah memberikan restrukturisasi kredit/pembiayaan kepada 64.832 Debitur dengan outstanding sebesar Rp4,98 Triliun.
Selama periode restrukturisasi kredit/pembiayaan perbankan berjalan, restrukturisasi kredit/pembiayaan dengan jumlah debitur tertinggi berada pada posisi bulan Juni 2020 dengan total 151.807 debitur, sedangkan jumlah outstanding kredit/pembiayaan tertinggi pada bulan September 2020 sebesar Rp10,15 Triliun.
Pada posisi Juni 2022, Perusahaan Pembiayaan telah memberikan restrukturisasi pembiayaan pada 95.388 Debitur dengan outstanding sebesar Rp3,71 Triliun.
Baca juga: Pemko dan DPRD Bukittinggi akan Perbaiki 87 Rumah Warga, Dananya Rp2,808 Miliar
Selama periode restrukturisasi perusahaan pembiayaan, jumlah debitur dan outstanding pembiayaan masih terus mengalami peningkatan setiap bulannya, sejak awal program restrukturisasi bulan Mei 2020 yang hanya berjumlah 3.451 debitur dengan outstanding Rp18,29 Miliar.
"OJK juga mendorong perbankan berperan aktif dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional, antara lain melalui penyaluran KUR," jelas dia.
"Untuk penyaluran KUR, posisi Oktober 2022, outstanding KUR yang telah disalurkan perbankan Sumatera Barat tercatat Rp8,33 Triliun kepada 146.870 debitur," tutup Yusri. (vri)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Potensi Pertanian dan EBT Sumbar Belum Tergarap, Audy Joinaldy: Pemerintah Terkendala Hilirisasi dan Investasi
- Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
- Pemprov Sumbar dan BPH Migas Sepakat Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
- Nilai Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tembus Rp2,7 Triliun, Audy: Melalui Skema KPBU Bank Nagari Sanggupi Rp500 Miliar
- Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024