Curah Hujan Tinggi jadi Faktor Pemicu Inflasi Beras di Sumatera Barat
Di sisi lain, deflasi Sumatera Barat lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas beras, daging ayam ras, emas perhiasan, ayam hidup, dan tahu mentah yang mengalami inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,06%; 0,04%; 0,03%; 0,02%; 0,02% (mtm).
Inflasi beras terutama bersumber dari masih tingginya curah hujan di Sumatera Barat yang berdampak pada penurunan produktivitas hasil panen serta terhambatnya distribusi beras terutama dari sentra produksi ke wilayah Padang dan Bukittinggi.
Komoditas daging ayam ras dan ayam hidup saat ini mengalami inflasi yang didorong oleh peningkatan permintaan menjelang Nataru, sementara dari sisi produksi biaya pakan dan day old chicken (DOC) tercatat mengalami kenaikan.
Baca juga: Asisten II Agam Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Kenaikan Harga Minyak Goreng jadi Perhatian
Komoditas tahu mentah juga turut menyumbang inflasi pada November 2022 yang disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku kedelai. Sejalan dengan itu, komoditas tempe juga tercatat memberikan sumbangan inflasi pada November 2022 dengan nilai andil yang lebih rendah sebesar 0,01% (mtm).
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Barat secara aktif melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi daerah di Sumatera Barat dalam rangka menjaga inflasi yang rendah dan terkendali di tengah momentum pemulihan ekonomi.
Upaya pengendalian inflasi di Sumatera Barat terutama pada komoditas pangan terus dilakukan sebagai bagian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Kedepan, diharapkan sinergi dan koordinasi TPID Provinsi, TPID Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dengan Pemerintah Pusat dapat terus ditingkatkan dalam rangka pengendalian inflasi," tukasnya. (vri)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Potensi Pertanian dan EBT Sumbar Belum Tergarap, Audy Joinaldy: Pemerintah Terkendala Hilirisasi dan Investasi
- Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
- Pemprov Sumbar dan BPH Migas Sepakat Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
- Nilai Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tembus Rp2,7 Triliun, Audy: Melalui Skema KPBU Bank Nagari Sanggupi Rp500 Miliar
- Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024