Musim Kemarau Akibat Timbangan Tak Akur dan Enggan Berzakat

Kamis, 29 Oktober 2015, 18:04 WIB | News | Kota Padang
Musim Kemarau Akibat Timbangan Tak Akur dan Enggan Berzakat
Wako Padang, Mahyeldi bersama dengan Buya Syamsul Bahri Khatib (ketua MUI Sumbar) dan Irsyad Syafar (anggota DPRD Sumbar) saat berdialog di TVRI Padang, Kamis (28/10/2015) sore. (humas)

VALORAnews - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Syamsul Bahri Khatib mengatakan, kemarau yang terjadi di muka bumi ini, akibat ulah manusia. Karena itu, manusia perlu introspeksi diri.

"Ada dua penyebab ulah manusia sehingga kemarau melanda bumi. Pertama yakni karena timbangan manusia yang tidak akur dan manusia enggan berzakat. Kedua hal ini akibatkan kemarau," ujar Buya Syamsul saat berdialog bersama Walikota Padang H Mahyeldi Dt Marajo dan Irsyad Syafar (anggota DPRD Sumbar) di TVRI Sumbar, Rabu (28/10/2015) sore.

Terkait timbangan manusia yang tidak cocok, Buya Syamsul mengimbau seluruh pedagang atau yang bekerja menggunakan timbangan, agar lebih menyempurnakan lagi alat timbangannya. "Ditera ulang lagi supaya benar," imbaunya.

Sedangkan bagi umat manusia yang enggan membayar zakat, Buya Syamsul mengajak, untuk segera mengeluarkan zakat. "Jika umat manusia tidak membayar zakat, tidak setetes pun hujan diturunkan Allah SWT," tegasnya, seperti dikutip dari siaran pers Pemko Padang.

Baca juga: 7 Ide Bisnis di Musim Kemarau, Nomor 5 Paling Dibutuhkan Perempuan?

Sisi lain, Buya Syamsul Bahri menyebut, saat terjadi kemarau dan bencana lain, jangan cepat menyalahkan orang lain. "Ketika bencana datang, jangan menyalahkan orang lain. Akan tetapi tanya diri sendiri dan ingat salah diri sendiri, salah saya apa," ujarnya.

Buya Syamsul mengajak masyarakat Sumatera Barat, untuk terus beristighfar dan taubat. Taubat itu sangat perlu dan dapat dilakukan pada pelaksanaan shalat Istisqa'. "Mintalah kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Sebelum shalat Istisqa', lakukan puasa selama tiga hari dan jika bisa hadirkan juga binatang ternak," tukasnya.

Sementara, Mahyeldi mengatakan, agar Kota Padang tidak mengalami kemarau, pihaknya akan melakukan normalisasi Batang Kuranji dan membuat 28 embung. Embung itu, akan jadi cadangan bagi PDAM serta air tawar makin sedikit ke laut. (klg)

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: