Terjadi 124 Kali Gempa Susulan di Pasaman Barat, Dwikorita: Waspadai Potensi Longsor Saat Hujan

Minggu, 27 Februari 2022, 15:40 WIB | Kabar Daerah | Kab. Pasaman Barat
Terjadi 124 Kali Gempa Susulan di Pasaman Barat, Dwikorita: Waspadai Potensi Longsor Saat...
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan tentang gempa saaat sosialisasi gempa Pasaman Barat, di Simpang Ampek, Ahad. (robbi irwan)

PASAMAN BARAT (27/2/2022) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan, hingga Ahad pukul 06.00 WIB, telah terjadi 124 kali gempa susulan di Pasaman Barat, setelah gempa utama berkekuatan 6,2 SR, Jumat pagi lalu.

"Kekuatannya semakin melemah. Dari 124 kali itu, yang terasa hanya 6 kali. Begitu juga dengan potensi patahan di bebatuan semakin melemah. Artinya, kondisi semakin stabil," kata Dwikorita pada wartawan di Simpang Ampek, Pasbar.

Sepanjang Sabtu kemarin, Dwikorita dan team, telah melakukan pemantauan kondisi Gunung Talamau, Gunung Pasaman dan perbukitan di sekitarnya. Tim juga telah melakukan sejumlah assesment terkait kondisi pascagempa.

"Saat ini, jika masyarakat ingin kembali ke rumah yang kondisinya tidak rusak, sudah bisa. Saat ini, pandemi Covid19 belum berakhir, jika masih berdesakan di tenda, akan menyebabkan potensi penularan jadi lebih besar," ungkap dia.

Baca juga: BMKG Rilis Cuaca Ekstrim Periode 28-30 Desember 2022, Ini Daerah Potensi Terpapar Dampak Hidrometeor

Namun, Dwikorita mewanti-wanti warga dan pemerintah serta relawan untuk memperhatikan kondisi cuaca. "Yang perlu diwaspadai setelah gempa ini adalah potensi longsor, yang materialnya tersapu oleh air hujan yang masih teronggok di lereng gunung," ungkapnya.

"Jika diguyur hujan, akan mengikuti aliran sungai. Jika aliran sungai itu tersumbat, maka akan mencari tempat aliran lain. Takutnya, air akan mengalir ke pemukiman warga," tambah Dwikorita.

Pada sosialisasi gempa Pasaman Barat, Dwikorita didampingi stakeholder terkait lainnya juga menjelaskan, efek dari gempa yang terpusat di laut atau daratan, berbeda.

Gempa dari dasar laut, tidak terasa dampaknya namun efeknya sangat besar karena bisa jadi pemicu tsunami.

Baca juga: Webinar BMKG dengan Pakar: Patahan Baru di Pasbar Dinamai Sesar Talamau, Dampak Goncangan Hingga VIII MMI

Menurutnya, gempa yang terjadi di Pasaman Barat bersumber dari daratan. "Yang perlu diwaspadai adalah gempa yang bersumber dari patahan Sumatera yang melintas di Pasaman Barat. Seperti segmen Sianok dan Segmen Angola," ungkap dia.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: