Inflasi Kota Bukittinggi Alami Peningkatan di Periode Januari 2022
PADANG (3/2/2022) - Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi pada Januari 2022. Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum di Sumatera Barat pada Januari 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 1,02% (mtm), atau meningkat dibandingkan realisasi Desember 2021 yang sebesar 0,42% (mtm).
Secara spasial, pada Januari 2022 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,03% (mtm), atau mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2021 yang sebesar 0,48% (mtm). Realisasi inflasi Kota Padang tercatat berada pada urutan ke-8 inflasi tertinggi dari 24 kota yang mengalami inflasi di Sumatera, serta berada pada urutan ke-16 dari 85 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
"Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,95% (mtm), atau meningkat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi -0,04% (mtm)," ungkap Kepala BI Sumatera Barat, Wahyu Purnama A dalam siaran pers yang diterima.
Dikatakan Wahyu, realisasi inflasi Kota Bukittinggi tercatat berada pada urutan ke-12 dari 24 kota yang mengalami inflasi di Sumatera, serta berada pada urutan ke-24 dari 85 kota di Indonesia yang mengalami inflasi.
Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024
Secara tahunan, inflasi Januari 2022 tercatat sebesar 2,30% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Desember 2021 yang sebesar 1,40% (yoy). Sementara itu, secara tahun berjalan pada Januari 2022 Sumatera Barat mengalami inflasi sebesar 1,02% (ytd), atau lebih rendah dibanding realisasi Desember 2021 yang inflasi sebesar 1,40% (ytd).
Inflasi Sumatera Barat pada Januari 2022 didorong inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan nilai inflasi mencapai 1,97% (mtm) dan andil inflasi 0,59% (mtm). Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari peningkatan harga komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, beras, tomat, dan rokok kretek filter dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,24%; 0,11%; 0,06%; 0,04%; 0,03%; 0,03% (mtm).
Kenaikan harga bahan pangan secara umum didorong oleh masih tingginya permintaan pasca HBKN Nataru dan menjelang Hari Raya Imlek. Komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras mengalami kenaikan harga didorong oleh kenaikan harga pakan dan konsentrat.
Komoditas bawang merah tercatat mengalami sedikit keterbatasan pasokan seiring dengan belum masuknya masa panen. Sementara itu beras tercatat mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan dibandingkan Desember 2021 yang tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2,09% dan 2,04%.
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Minta TPID Pantau Harga Sembako Tetap Terjangkau
Harga tomat tercatat mengalami kenaikan sebagai normalisasi harga setelah mengalami penurunan beberapa bulan terakhir akibat melimpahnya pasokan pasca panen. Pada komoditas rokok kretek filter, mengalami kenaikan didorong oleh peningkatan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 12% di tahun 2022.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah
- 202 Personel Protokol Ikuti Bimtek, Ini Arahan Andri Yulika
- Pemprov Sumbar akan Bangun Kantor MUI 5 Lantai, Telan Dana Rp24 Miliar