Guru Olahraga Pupuk Asa Bocah Jantung Bocor Meraih Kesembuhan
VALORAnews - Tak lama berselang setelah memproses permohonan kasus Arya (6,5 tahun), bocah penderita jantung bocor asal Kabupaten Agam yang mendapat penanganan Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa di Jakarta, kembali Dompet Dhuafa Singgalang dikunjungi mustahik penderita jantung bocor.
Kali ini kondisi jantung bocor selebar 8mm, dialami Saskia Adya Alaika Putri (11), pelajar kelas 5 SD asal Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang.
"Kami segera melengkapi berkas dan mengontak LKC di Jakarta, agar Putri mendapat penanganan dengan mudah saat berangkat untuk pengobatan di Jakarta nanti," tutur Manager Program Dompet Dhuafa Singgalang, Riko Onki Putra, sembari mengirimkan berkas permohonan penanganan penyakit Putri, via email ke LKC pada Selasa (29/9/2015).
Kondisi ini, dialami Putri sudah sejak dalam kandungan. "Baru taunyo pas Putri lah kelas duo SD, karna dadonyo taraso sakik, dibawo ka dokter anak, kato dokter harus operasi," tutur lirih sang ibunda, Nellia Putri (32), saat melengkapi berkas permohonan ke Graha Kemandirian Dompet Dhuafa Singgalang pada hari sebelumnya.
Baca juga: HJK Padang ke-355; Musfi Yendra Tokoh Termuda Terima Pin Emas dan Penghargaan
Kondisi ini semakin memburuk. Tubuh Putri semakin mengurus dan tak sanggup melakukan aktivitas berat. Melihat kondisi Putri yang terlihat berbeda dari murid lainnya, Guru Mapel Olah Raga SD 14 Banda Gadang tempat Putri bersekolah, Darsiah, tergugah untuk memberi perhatian khusus untuk Putri.
"Saya membaca berita tentang kasus Arya di koran Singgalang, makanya saya tergerak untuk membawa Putri agar mendapat bantuan lewat Dompet Dhuafa Singgalang," tutur Ibu Darsiah beberapa waktu lalu saat mendampingi Putri dan Ibunya untuk berkonsultasi ke Lembaga Kemanusiaan ini.
Selama ini, memang Ibu Darsiah lah yang selalu memberi perhatian khusus bagi Putri. Baik di sekolah maupun sehari-hari. Awalnya, beliau tidak mengetahui bahwa salah satu muridnya memiliki penyakit jantung. Tapi karna perhatian beliau yang besar, melihat kebiasaan Putri yang berbeda dari murid lainnya, mengundang pertanyaan untuk mencari tahu sebabnya.
Kondisi hidup yang miskin. Menjadi alasan klasik yang membatasi ruang gerak mereka untuk memperjuangkan kesehatan Putri yang harus segera dioperasi. Ayah Putri, bekerja buruh serabutan, tak memiliki biaya untuk pengobatan Putri.
Baca juga: Musfi Yendra Terbitkan Buku Kelima, Nurani Filantropis, Akan Diluncurkan Gubernur Sumbar
"Ibu Darsiah lah yang menyokong untuak mamperjuangkan Putri lewat Dompet Dhuafa Singgalang. Beliau mengontak kami, maingekkan kami dek beliau maliek respon Dompet Dhuafa ko capek," sambung Nelliya.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar