Kabut Asap Kejadian Berulang, Mahyeldi: Pusat Harus Lebih Serius Menangani
PADANG -- Indeks standar pencemar udara (ISPU) di Kota Padang mencapai angka 330 ug/m3. Level ini mengindikasikan kualitas udara di ibu kota provinsi Sumbar, sudah masuk kategori tidak sehat. Pantaun sejak Minggu (20/9/2015) hinga sore, kabut asap tampak makin menebal saja. Selain berpengaruh pada jarak pandang, kabut asap ini juga beresiko bagi kesehatan terutama anak-anak.
Walikota Padang, H Mahyeldi Dt. Marajo mengaku, banyak mendapatkan pesan singkat dari warga, terkait kabut asap. Menurutnya, banyak masyarakat melaporkan tentang kabut asap mulai pekat kembali, setelah empat hari lalu sudah mulai berkurang.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, ISPU di Padang saat ini sudah mencapai 330 ug/m3. ISPU ini masuk kategori tidak sehat. Hal ini perlu kita sampaikan kepada masyarakat agar masyarakat segera melakukan antisipasi, untuk menjaga kesehatannya. Di antaranya mengurangi aktivitas di luar rumah. Kalaupun ke luar rumah gunakan masker," terang Mahyeldi.
Dia mengaku, sudah memerintahkan kepala Bapedalda, BPBD Damkar dan Dinas Kesehatan, untuk memantau perkembangan kabut asap ini secara cepat sekaligus mencari informasi dampaknya dari masyarakat.
Sehingga, ketika ada kejadian kita lebih siap mengantisipasinya. "Kita juga sudah koordinasi dengan BMKG. Kalau seandainya kepekatan asap meningkat dari kondisi sekarang, tentu pemko akan segera mengambil sikap untuk melindungi anak-anak sekolah dan masyarakat," papar Mahyeldi.
Kabut asap ini bukan kejadian yang pertama, tetapi kejadian yang berulang dan kiriman dari daerah lain. Untuk menyikapi hal ini, Mahyeldi menjelaskan, perlu memberikan perlindungan dan antisipasi kepada masyarakat.
Melalui Dinas Kesehatan sudah mendistribusikan masker kepada masyarakat. Disamping itu, Dinas Kesehatan juga sudah menstok masker ini, bila kabut asap makin pekat dan ISPU-nya masuk kategori berbahaya, masker ini akan distribusikan kepada masyarakat. Selain itu, Pemko Padang juga telah berkoordinasi dengan Forkopimda dan gubernur untuk membicarakan hal ini.
"Karena kabut asap ini penyebabnya berasal dari daerah tetangga dan berdampak pada daerah kita, kita perlu laporkan hal ini ke pusat, agar mereka lebih serius menanganinya. Kepada personal/perusahaan yang menyebabkan kabut asap ini tidak perlu ada toleransi kalau perlu ada sikap tegas dari pemerintah, karena ini adalah kejadian yang berulang," terang Mahyeldi.
Baca juga: Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
"Setiap tahun selalu terjadi dan tidak ada antisipasinya. Gubernur dan bupati/walikota perlu menyikapi hal ini dengan tegas. Kalau kita tidak tegas terhadap masalah ini, berarti kita tidak maksimal melindungi masyarakat," tambah Mahyeldi. (vri)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar