FMIPA Unand Gelar Diskusi Terpumpun tentang Potensi Budidaya Maggot

Senin, 06 September 2021, 17:10 WIB | Bisnis | Provinsi Sumatera Barat
FMIPA Unand Gelar Diskusi Terpumpun tentang Potensi Budidaya Maggot
FMIPA Unand, menggelar FGD bertemakan 'Membangun Sinergi FMIPA Unand dengan komunitas peternak unggas, ikan dan penggiat maggot dalam penyediaan pakan mandiri di masa pandemi Covid19,' Sabtu (4/9/2021) di Rumah Maggot Sumbar (Minagot Sumbar). (istimewa)

PADANG (6/9/2021) - Sedikitnya, terdapat 1.000 penggiat Maggot di Sumatera Barat. Para pengusaha kecil yang tergabung dalam berbagai komunitas ini, kerap kelimpungan dalam memasarkan Maggot yang telah mereka produksi. Tak jarang, dibeli sangat murah jika produksi melimpah.

Akibatnya, banyak di antara penggiat Maggot ini tak melanjutkan usahanya. Di sisi lain, banyak peternak ayam, itik, ikan dan unggas lainnya, terpekik akibat harga pakan yang terus melambung tinggi. Padahal, Maggot ini bisa jadi pakan alternatif bagi peternak.

Menangkap fenomena ini, praktisi maggot yang juga akademisi Fakultas MIPA Unand, Dr Resti Rahayu menginisiasi Forum Group Discussion (FGD) dengan tema "Membangun Sinergi FMIPA Unand dengan komunitas peternak unggas, ikan dan penggiat maggot dalam penyediaan pakan mandiri di masa pandemi Covid19, " Sabtu (4/9/2021). FGD ini dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan (Prokes).

FGD ini digelar di Rumah Maggot Sumbar (Minagot Sumbar). Wakil Dekan II FMIPA Unand, Prof Syamsuardi saat membuka kegiatan mengatakan, perlu adanya sinergi yang baik antara universitas dengan masyarakat salah satunya mewujudkan diproduksinya pakan yang berkualitas, namun murah.

Baca juga: Andri Warman Hadiri Wisuda Anak Asuhnya di FMIPA Unand, Sarankan Lanjut S2

"Dituntut peran akademisi, bagaimana bisa mentransfer hasil-hasil penelitiannya sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas," ungkap Prof Syamsuardi.

Dalam FGD yang digelar dalam rangka Dies Natalis FMIPA Unand yang ke-66 pada 13 September 2021 nanti itu, dihadirkan peneliti dari Unand, investor, komunitas peternak dan penggiat maggot dalam mencarikan solusi yang ada di tengah peternak. FGD ini sekaligus bagian dari pengabdian kepada masyarakat dosen FMIPA.

Dalam FGD ini terungkap, para pembudidaya maggot mengeluhkan harga jual maggot tidak jelas standarnya. Mereka juga meminta Unand, menciptakan mesin pencacah sampah yang murah, sehingga harganya bisa terjangkau.

"Mesin pencacah itu sangat membantu pengembangan budidaya maggot. Termasuk nantinya membantu melakukan pemilihan sampah, yang masih belum jadi budaya masyarakat," terangnya.

Baca juga: Pemko-FMIPA Unand Beri Nama 100 Pohon Pelindung

Terkait harapan peserta FGD ini, Dr Resti Rahayu menjanjikan, akan mengupayakan mewujudkan harapan itu melalui pengabdian masyarakat program studi terkait di Unand ataupun pihak lainnya.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: