Petani Milenial Asal Lakitan Budidayakan Cabai Anorganik, Novermal: Menginspirasi
PESISIR SELATAN (22/8/2021) - Komunitas Petani Tiga Mas (Petani Maju, Mandiri, Madani, Sejahtera), terus menularkan keberhasilannya pada petani lain di beberapa daerah di Pesisir Selatan.
"Komunitas kami ini fokus berkebun cabai merah keriting anorganik. Sudah 8 tahun. Panennya lebih kurang 1 kg per batang," ungkap Lubis Lakitan, saat berdialog dengan anggota DPRD Pessel, Novermal.
Selain anorganik, komunitas ini juga terkenal dengan pembibitan sistem kepal. Yaitu, bibit berumur 25 hari dicabut lalu akarnya dikepal dengan tanah. Seminggu kemudian, baru ditanam ke lahan budidaya.
"Pupuknya, organik 70 persen dan 30 persen kimia. Untuk pengendalian hama dan penyakit, 20 persen pestisida/fungisida kimia, 80 persen organik," ungkap Lubis yang merupakan anak nagari Lakitan.
Baca juga: DPRD Pessel Usulkan Perda Inisiatif Tata Niaga TBS Sawit, Karet dan Gambir, Ini 9 Pengusulnya
Dari pembibitan, tanam, sampai panen perdana, ungkap dia, membutuhkan waktu lebih kurang 75 hari. "Masa panennya bisa sampai 8 bulan dengan pola tanam dan perawatan seperti itu," tambahnya.
Sementara, Novermal menilai, prestasi anak nagari Lakitan suku Melayu, kecamatan Lengayang itu, bisa jadi icon bagi generasi milenial untuk tidak malu mengambil profesi sebagap petani.
"Inovasi dan teknik bercocok tanam yang dikembangkan Lubis bersama kawan-kawannya, bagus untuk diterapkan. Teruslah menginspirasi kaum milenial," kata Novermal sembari ngupi enak di pondok Komunitas Petani Tiga Mas. (kyo)
Baca juga: Politisi PAN Ini Sebut Bendung PLTMH PT Dempo Ancam Kelestarian Ikan Endemik
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PILKADA 2024, BAWASLU: Awasi Ketat Distribusi Surat C Pemberitahuan ke Pemilih
- PILKADA PESSEL 2024: Cawabup Nasta Oktavian Dilaporkan ke Polisi dan Bawaslu
- HUT GOLKAR ke 60: DPD Pessel Gelar Senam Ceria Bertabur Hadiah
- PILKADA 2024, Era Sukma Munaf: Wali Nagari Jangan Terlalu Simpati, Sanksi Berat Menanti
- KETERBUKAAN INFORMASI Badan Publik di Pessel Kembali Diuji