Buruh Tani Batang Kapas Butuh Bantuan untuk Perbaiki Rumah
VALORAnews -- Seorang buruh tani, Etif (50), hidup serba kekurangan. Sebagai buruh tani yang telah lama ditinggal suami yang meninggal, Etif hidup jauh dari kata sederhana. Rumahnya, berdindingkan papan sibiran, yang dipasang menempel pada sebuah bekas rumah yang tinggal rangka di Kampung Pondok Jalamu, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.
Sebagai buruh pancabut padi di sawah milik warga setempat, Etif hanya menerima upah Rp40 ribu per hari. Uang sebesar itu, dimanfaatkannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sekadar pembeli beras dan sedikit lauk pauk.
"Setiap kali hujan disertai angin kencang melanda, atap rumah saya kerap ikut diterbangkan angin. Sementara, rumah induk saya, telah lama rusak karena atapnya diterbangkan angin puting beliung yang terjadi beberapa tahun lalu," ungkap Etif.
Di hari kemerdekaan RI yang ke-70 ini, Etif berharap ada pihak yang membantu dirinya. Terutama, untuk memperbaiki kembali rumahnya yang tak lagi memiliki atap itu. "Setiap kali hujan turun, saya jadi risau. Tak jarang, atap rumah disapu angin kencang. Akibatnya, saya kerap menumpang di rumah tetangga, pindah-pindah," terangnya. (lek)
Baca juga: PETUGAS DUKCAPIL Batang Kapas Antarkan Akta Kelahiran ke Rumah Warga
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Rekomendasi Camping Ground di Pesisir Selatan, Pemandangannya Indah Cocok Berkemah, Cuma Rp150 Ribu per Malam
- 4 Tempat Liburan di Pesisir Selatan Sumbar, 3 Diantarnya Wisata Air
- KULINER KHAS MANDEH: Gulai Ambacang Ikan Karang, Nikmatnya Bikin Lidah Bergoyang
- CAMPING di MANDEH: Mengintip Indahnya Sunset dari Dalam Kemah
- TREKKING MANDEH: Menikmati Sekeping Surga Tersembunyi, di Puncak Batu Garudo