Perbedaan Memperkaya Indonesia, Mba Tutut: Jangan Memelihara Dendam

Kamis, 21 Maret 2019, 20:01 WIB | Kuliner | Nasional
Perbedaan Memperkaya Indonesia, Mba Tutut: Jangan Memelihara Dendam
Perbedaan Memperkaya Indonesia, Mba Tutut: Jangan Memelihara Dendam VALORAnews - Siti Hardijanti Rukmana, putri sulung Presiden Soeharto yang akrab disapa Mbak Tutut mengatakan, perbedaan dan keanekaragam di berbagai aspek di nusantara tercinta, justru ak
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

Nasehat lain Pak Harto kepada anak-anaknya, sambung Mbak Tutut, adalah tidak boleh dendam. Sebab, dendam tidak menyelesaikan masalah, tapi membuat masalah baru.

Mbak Tutut juga bercerita jelang Pak Harto mengambil keputusan berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia yang dimulai ketika Pak Harto memanggil seluruh anaknya, dan menyampaikan keinginan mengundurkan diri.

"Bagaimana menurut kalian? Masyarakat sudah ramai meminta bapak berhenti. Saya jawab apa pun keputusan bapak, kami tetap mendukung bapak berhenti karena sudah tidak dikehendaki rakyat," pungkas Mbak Tutut.

Baca juga: 105 Warga Atambua Ikuti Operasi Katarak Gratis Persembahan Partai Berkarya

Yang juga tidak bisa dilupakan Mbak Tutut adalah ketika Pak Harto memintanya mencarikan buku UUD 45. Saat itu, menurut Mbak Tutut, Pak Harto mengatakan, bapak mau berhenti jadi presiden tapi saya mau memakai kata yang sesuai UUD 45.

"Bapak tidak mau mengatakan mengundurkan diri, tapi berhenti dari presiden. Saya katakan kepada bapak, kan berhenti dan mengundurkan diri sama. Bapak mengatakan, tidak. Mengundurkan diri artinya sebagai mandataris rakyat, bapak mundur karena tidak mampu melaksanakan tugas," terangnya.

"Berhenti artinya bapak, sebagai mandataris rakyat, disuruh berhenti karena tidak dipercaya lagi. Bukan karena kemauan bapak, tapi karena kehendak masyarakat. Jadi apa yang Pak Harto lakukan, selalu berdasarkan UUD 45. Pak Harto tidak pernah melanggar undang-undang," ungkap Mba Tutut.

"Malam hari, bapak memanggil kami berenam dan menyampaikan keputusan berhenti. Adik saya mengatakan jangan dulu berhenti, beri kami kesempatan membuktikan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia mencintai bapak," Mbak Tutut dengan suara tersendat menahan tangis menyambung ceritanya.

Mba Tutut melanjutkan, respon Pak Harto saat itu, adalah Sabar. "'Kalian tidak boleh dendam. Dendam tidak menyelesaikan masalah, tapi membuat masalah lebih besar. Tidak hanya sekali Pak Harto mengingatkan anak-anaknya untuk tidak dendam, tapi setiap hari," terang Mba Tutut.

Tidak jarang pula, Pak Harto menambah nasehatnya dengan Gusti Allah ora sare (tidak tidur). Suatu saat rakyat akan tahu mana yang salah dan benar. Dari hari ke hari nasehat itu menyadarkan dia dan adik-adiknya bahwa keputusan Pak Harto mengundurkan diri adalah yang terbaik untuk bapak dan keluarga.

"Setelah belajar al Quran, saya akhirnya tahu semua nasehat bapak adalah ajaran Allah SWT. Pak Harto selalu bersandar kepada Allah SWT," ucap Mbak Tutut mengakhiri ceritanya dan membuat semua yang hadir terharu hingga meneteskan air mata. (rls/kyo)

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: