Aplikasi Kawal Pemilu jadi Kontribusi Generasi Milenial di Pesta Demokrasi
Dulu dan Sekarang
Malse Yulivestra menegaskan, perjuangan dulu berbeda dengan saat ini, penjajah dulu berbeda dengan saat ini. Semuanya tak bisa disamakan, karena berbeda dalam dimensi waktu dan masalah yang dihadapi.
Menurut Malse, generasi milenial itu sebenarnya merujuk pada paruh waktu per seribu tahun. Jika saat ini diidentikan dengan generasi yang gandrung pada smartphone dan internet, itu lebih disebabkan berkembang pesatnya teknologi informasi dewasa ini.
Baca juga: Korpri PMII Prihatin, Pelecehan Perempuan Makin Marak
"Paham matrealism telah merasuk jauh ke bawah alam sadar generasi muda sekarang. Hal itu secara massif dikontribusikan melalui media massa. Tengok lah siaran televisi, yang menyajikan materalism secara gamblang," terang Malse menyebutkan penyebab maraknya budaya materialism dikalangan anak muda.
Sementara, Afriendi menyorot konvergensi media di era milenium sekarang ini. Dia mengilustrasikan betapa cepatnya perkembangan teknologi informasi melalui telepon seluler.
"Jika dulu hanya bisa digunakan untuk berkirim pesan dan menelpon, sekarang sudah bisa merambah ke persoalan yang bersifat interaktif berupa pesan teks, foto dan video dalam satu platform," terangnya.
Bergesernya paradigma generasi muda saat ini, terang Afriendi, tentu akan membawa dampak positif dan negatif.
"Generasi muda saat ini, harus memperkuat pemahamannya terhadap literasi media. Jangan sampai generasi muda itu terjebak persoalan hukum karema konten yang disajikan bertentangan dengan hukum," terangnya. (kyo).
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Bapemperda DPRD Sumbar Konsultasikan Prolegda Tahun 2025 ke Kemendagri, Ini Hasilnya
- Perwira Polisi Ditembak di Solok Selatan, Ini Analisis PBHI Sumbar
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah