Nasrul Abit Ajak Warga Daerah Terpencil Hentikan Kebiasaan Merokok
VALORAnews - Kebutuhan merokok bagi kalangan masyarakat miskin, termasuk pengeluaran keuangan yang cukup tinggi setelah bahan kebutuhan pokok, pendidikan anak dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit Dt Malintang Panai, saat membuka acara Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Sumbar di Jorong Tanah Galo, Nagari Lubuak Ulang Aling, Kecamatan Sangir Batanghari, Selasa (31/7/2018).
Nasrul Abit menyampaikan, dalam data kebutuhan rokok keluarga miskin, tingkat konsumsi rokok hampir beriringan nilainya dengan kebutuhan pokok. "Malahan ada warga yang merokok sampai 3 bungkus sehari," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rokok memberikan sumbangan yang cukup besar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Rokok menempati posisi kedua dalam pembelanjaan masyarakat miskin di Indonesia, di bawah beras. Lebih tinggi dari pada kebutuhan pokok lainnya.
Baca juga: Bapemperda DPRD Sumbar Konsultasikan Prolegda Tahun 2025 ke Kemendagri, Ini Hasilnya
Menurut survei Maret 2017, pembelanjaan tertinggi masyarakat miskin di perkotaan adalah beras (20,11 persen), kemudian rokok kretek filter (11,79 persen). Sedangkan di pedesaan, pembelanjaan tertinggi masyarakat miskin adalah beras (26,46 persen) dan rokok kretek filter (11,53 persen).
Posisi ketiga ditempati komoditas bukan makanan yaitu perumahan, dengan persentase 9,01 persen di perkotaan dan 7,30 persen. "Diharapkan, tenaga medis kesehatan di pedesaan, agar lebih sering menyosialisasikan kebiasaan merokok yang berefek pada kemiskinan," imbaunya.
Bagi warga yang merokok, Nasrul Abit menyampaikan, jika tidak bisa menghentikannya, minimal mengurangi kebiasaan merokok. Karena, selain merusak kesehatan juga tidak baik dalam penataan keuangan keluarga.
"Sebelum memenuhi kebutuhan merokok, pastikan lah dulu pembiayaan kebutuhan sehari-hari seperti pendidikan anak, perawatan kesehatan dan perumahan bagi kesejahteraan hidup yang lebih baik," ajak Nasrul Abit.
Baca juga: Perwira Polisi Ditembak di Solok Selatan, Ini Analisis PBHI Sumbar
Sementara, Kadis Kesehatan Sumbar, dr Mery Yuliesday mengatakan, kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat daerah terpencil ini, merupakan bagian dari upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terpencil, agar peduli hidup bersih dan sehat serta mencerdaskan pola hidup masyarakat yang lebih baik lagi dimasa-masa mendatang.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Peneliti dari 3 Perguruan Tinggi jadikan Nagari Lubuk Malako Prototype Desa Adat
- Ketua Dekranasda Solsel Resmikan Mitra Kerinci Galeri
- Mandabiah Kabau Nan Gadang, Khairunas: Pemkab Dukung Pelestarian Budaya
- Bupati Solsel Nilai BBI Bariang Cocok jadi Lokasi Wisata Edukasi
- Dekranasda Solsel Fasilitasi 70 Milenial Dilatih Desainer Andal