Fauzi Bahar Bagikan Kisah Bekerjasama dengan Emzalmi ke Ibu-ibu Sungai Sapiah
VALORAnews - Walikota Padang periode 2004-2010, Fauzi Bahar membeberkan susahnya membangun Kota Padang pascagempa 2009. Menurutnya, pascagempa, Kota Padang nyaris menjadi kota mati. Namun dirinya tak menyerah untuk menata kota ini kembali.
"Gempa 2009 itu, menyebabkan kota ini luluh lantak. Gedung-gedung pemerintah, pasar, rumah sakit, sekolah, jembatan dan lainnya rusak parah, termasuk ekonomi masyarakat," ungkapnya ketika bersilaturahmi dengan Koalisi Perempuan Relawan Emzalmi-Desri yang terdiri dari ratusan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Sungai Sapih Kecamatan Kuranji, Sabtu (14/4/2018).
Silaturahmi itu dihadiri calon Wakil Walikota Padang nomor urut 1 di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Juni 2018, Desri Ayunda, Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Sumbar, Masful, Ketua PAC PPP Kuranji, Buya Khaidir, tokoh masyarakat, RT/RW, ninik mamak, bundo kanduang dan pemuda setempat.
"Waktu itu, Wakil Walikota dijabat oleh Pak Mahyeldi dan Sekretaris Daerah (Sekda) dijabat Pak Emzalmi. Saya tahu betul kemampuan mereka berdua. Saya tegaskan di sini, Pak Em itu orang yang tidak pernah saya marahi. Kenapa? Karena tahu betul kapasitas, ilmu dan kinerjanya. Saya kasih jempol untuknya," ungkap mantan Ketua DPD PAN Kota Padang ini.
Baca juga: Muhidi Ajak LKAAM Sumbar Kawal Generasi Muda dari Pengaruh Negatif
Ia mengatakan, untuk membangun Kota Padang pascagempa, dirinya selaku walikota waktu itu memerintahkan Emzalmi selaku Sekda untuk membuat perencanaan. Sebab, ia tahu, Emzalmi adalah ahlinya untuk itu. Emzalmi adalah ahli tata kota, dan Emzalmi paham bagaimana membangun kota ini kembali.
"Pembangunan Pasar Raya itu tidak mudah. Disamping dananya besar, penolakan juga dilakukan sebagian orang. Tapi saya dan Pak Em tidak menyerah. Saya lobi pusat melalui BNPB. Alhamdulillah, berkat kegigihan kami melobi, anggaran itu disetujui. Namun ibanya hati saya, dalam perjalanan pembagunan Pasar Raya itu mendapatkan penolakan dari pedagang. Saya tidak mengerti kenapa mereka menolak. Apa ada muatan politis dibalik itu, wallahu'alam," ungkapnya.
Ia juga mengungkap proses pembangunan Pantai Padang. Menurutnya, perencanaan pembangunan Pantai Padang itu sudah dibuat sejak tahun 2007. Perencanaan dibuat Bappeda dan Kepala Bappeda dijabat Emzalmi waktu itu. Lahan di Pantai Padang dibebaskan, dan dibangun jalan dua jalur dan jembatan di sana.
"Harus kita akui, konsep atau otak pembangunannya Pak Emzalmi. Tak hanya itu, saya pun melobi TNI Angkatan Laut (AL) agar Kota Padang dijadikan tuan rumah Sail Comodo. Alhamdulillah disetujui. Pelaksanaanya samasa kepemimpinan Pak Mahyeldi dan Pak Emzalmi di Pantai Padang. Maka kita lihat sekarang, tugu Merpati Perdamaian dan IORA berdiri di Pantai Padang, itu merupakan tanda iven internasional tersebut," urainya.
Baca juga: Ketua LKAAM Sumbar: Pengabdian Nurkhalis pada Kemajuan Petani Tak Diragukan Lagi
Ia mengatakan, pada kepemimpinannya, program zakat, Asmaul Husana dan Pesantren Ramadan digagas. Tujuannya, agar syiar Islam menggema di daerah tersebut. Ia berharap, jika Emzalmi dan Desri Ayunda terpilih, program itu tetap dilanjutkan dan disemarakan seperti waktu ia menjabat Walikota Padang.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar