Video HOAX Ceramah Beredar, Ustaz KH Fadzlan Garamatan Minta Maaf

Rabu, 04 April 2018, 21:06 WIB | Kuliner | Nasional
Video HOAX Ceramah Beredar, Ustaz KH Fadzlan Garamatan Minta Maaf
KH MZ Fadzlan Rabbany Garamatan saat konferensi pers didampingi Ketua MUI Papua KH Saiful Islam Al Payage. (istimewa)
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

Hal: Permohonan Maaf

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahiim

Baca juga: Ini Rumus Pengitungan Upah Minimum 2023, Sumbar Naik Paling Tinggi, Papua Barat Terendah

Dengan hormat,

Mencermati perkembangan media sosial belakangan ini, berkaitan dengan kesalahpahaman terhadap isi ceramah saya pada sebuah kajian di Jakarta beberapa tahun yang lalu, yang sengaja diviralkan lewat sebuah potongan video pendek, yang kemudian menimbulkan gangguan pada tatatan kehidupan yang telah terjalin dan terjaga dalam kebersamaan kehidupan adat istiadat di masyarakat. Serta dalam rangka menjunjung tinggi suasana ketertiban dan keamanan yang kondusif, yang telah memberi ruang kebebasan beribadah kepada seluruh umat beragama di tengah masyarakat di negeri ini, juga dalam rangka memelihara dan menjaga keutuhan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat.

Bersama ini sava: Ustaz Muhammad Zaaf Fadzlan Rabbany Garamatan, putra adat asli Papua, kelahiran Kampung Patipi Pulau (Nusa), Distrik Teluk Patipi, di bawah Petuanan Raja Patipi, Kab. Fakfak, Papua Barat, sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat adat Papua, menyampaikan:

Permohonan Maaf kepada seluruh masyarakat adat Papua, atas kesalahpahaman dalam memahami isi kandungan video ceramah saya, yang telah diviralkan oleh pihak/oknum yang tidak bertanggunjawab. Yang secara sengaja atau tidak, telah menimbulkan ketersinggungan serta bibit perpecahan di antara elemen umat beragama. Dimana selama ini kerukunan antara umat beragama di seluruh Papua, telah tertata dan terjaga dengan baik dari leluhur, bahkan telah menjadi ketauladan dalam memelihara pranata sosial dengan falsafah adat "Satu Tungku Tiga Batu".

Lewat tuntunan adat "Satu Tungku Tiga Batu" tersebut, saya mengajak saudara-saudariku. semua komponen masyarakat adat Papua, mari kita berdiri di tanah ini untuk saling isi-mengisi dan nasehat- menasehati. Sekaligus saling menyempurnakan berbagai kekurangan yang ada di masyarakat, demi kemajuan masyarakat Papua secara luas, guna memberi perubahan terhadap masyarakat Papua yang lebih berperadaban, yang selama ini masih dipandang dan dipersepsikan sebagai masyarakat primitif yang tertinggal dan terbelakang.

Mari sama-sama kita berdiri berdampingan, dengan gagasan, pikiran, dan karya nyata, dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tingkah, untuk saling asih, asah, asuh, dari rasa kita sendiri, agar tercipta perubahan.

Kantor Pusat :

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: