Siapa Berani Membela Sambo (1/3)
*Wina Armada Sukardi
Wah, ini orang sama juga dengan Si Sambo. Advokatnya dapat dicap tak tahu diri. Sombong. Advokat tak mensyukuri nikmat dari Tuhan. Apa gak ada cara lain mencari rezeki, dan sebagainya dan sebaginya.
Beranikah kita, terutama para lawyer, advokat, menerima permintaan itu?
Kisah Yap Thiam Hien
Advokat kawakan, almarhum Yap Thiam Hien dalam karier profesinya hampir selalu bersikap berani.
Ketika awal Orde Baru (Orba) PKI (Partai Komunis Indonesia) masih jadi momok menakutkan. Siapa yang diidentifikasikan atau dituding terafiliasi dengan PKI, selain bakal dijauhi masyarakat, juga nyawanya pun setiap saat dapat terancam.
Begitu pula hubungan Indonesia dengan RRC, kala itu sedang panas dan regang. Dampaknya etnis keturunan Cina di Indonesia pun sering menjadi sasaran rasial.
Tapi Yap Thiam Hien sebagai orang keturunan etnis Cina dan dari agama minoritas pula, tidak takut untuk membela anggota bahkan gembong PKI yang sedang terjerat problem hukum.
Sebagai advokat, Yap sama sekali tidak tidak gentar untuk membela para terdakwa anggota atau pengurus PKI.
Padahal, Yap menghadapi resiko yang besar. Dia dari etnis keturunan Cina yang saat itu masih sangat sensitif. Apalagi pembelaannya terkait orang-orang PKI. Dengan atau tanpa alasan mereka yang "berbau" PKI dapat "dibantai" begitu saja.
Kasusnya dapat menguap atau diuapkan tanpa jejak. Namun, kesemua itu, tak membuat Yap surut. Dalam lingkungan yang peka dan penuh ancaman bahaya bagi dirinya, Yap tak mundur selangkah pun untuk terus membela anggota PKI yang sedang berhadapan dengan hukum.
Menurut Yap, yang dibela advokat adalah unsur kemanusiaan dari manusia. Siapa pun yang menjadi terdakwa, dari kalangan mana pun, dari suku bangsa manapun, dari profesi apapun, kalau perlu dibela, harus dibela.
*Advokat
Opini Terkait
Tanggulangi Stunting dengan Edukasi Gizi dan PMT Pangan...
Opini - 03 Mei 2024
Oleh: Dr dr Zuhrah Taufiqa MBiomed
Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan
Opini - 01 Mei 2024
Oleh: Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)
Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita
Opini - 08 Maret 2024
Oleh: Dr Hary Efendi Iskandar