Pariwara Pemkab Solok Selatan: Akademi Komunitas Solsel Diharapkan jadi Pilihan Peningkatan Kualitas Anak Nagari
VALORAnews - Menghindari ketidakcakapan tata kelola administrasi pemerintahan yang tertib dan tata kelola keuangan nagari yang benar, aparatur nagari di Kabupaten Solok Selatan (Solsel) diusulkan berpendidikan minimal Strata 1.
Usulan ini mengemuka dari sejumlah tokoh masyarakat, terkait adanya kekhawatiran salah kelola pemerintahan bila dipegang aparatur yang tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal.
"Keberadaan Kampus Akademi Komunitas (AKA) Solsel, yang berada di Lubuk Malako juga bisa mendukung usulan ini. Sebab, sejauh ini, AKA sendiri seolah kurang diminati, sementara persoalan SDM masih menggerogoti masyarakat Solsel, tak terkecuali aparatur nagarinya," kata Ketua Bamus Nagari Padang Ganting, Sangir Jujuan, Ali Darman.
Terlebih lagi, lanjutnya, membumikan pendidikan tinggi guna meninggikan kualitas SDM masyarakat merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini. Tujuannya, supaya masyarakat memiliki SDM yang andal terutama dalam menjalankan amanah.
Baca juga: Pemilu 2024 Ganggu Capaian Target Legislasi, Komisi 1 DPRD Solsel Konsultasi dengan DPRD Sumbar
"Dalam tata kelola pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan, SDM andal sangat diperlukan. Termasuk nagari sebagai tingkat terendah, tentu sesuatu yang dianjurkan agar dikelola oleh mereka yang berpendidkan," katanya.
Baca juga: DPRD Solsel Konsultasikan Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi DPRD atas LKPj Kepala Daerah
Dengan dasar pemikiran itu, tambahnya lagi, pimpinan daerah Solsel diharapkannya bisa mencermati maksud positifnya. Pihaknya juga meminta, agar Bupati Solsel, Muzni Zakaria, berkenan mengintruksikan kepada aparatur seluruh pemerintah nagari, agar melanjutkan kembali pendidikannya bagi yang belum S1.
"Jika bupati yang mengintruksikan, tentu geliat untuk peningkatan SDM masyarakat Solsel akan semakin membaik. Kemudian, Kampus AKA di sini bisa dimaksimalkan keberadaannya," ujarnya.
Baca juga: Pansus LKPj Kepala Daerah DPRD Solsel Kunjungan ke DPRD Provinsi, Ini Kata Sekwan
Menyikapi itu, Wakil Bupati Solsel, Abdul Rahman mengatakan, salah satu masalah mendasar yang dihadapi nagari saat ini adalah masih relatif rendahnya kualitas SDM di nagari. Termasuk aparatur nagari yang memegang kekuasaan administrasi pemerintahan dan pengelolaan dana desa.
Baca juga: Gubernur Sumbar Penuhi Undangan Silaturahmi Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu, Ini yang Dibicarakan
Tidak sedikit kalangan yang masih meragukan kualitas pemahaman dan penguasaan aparatur nagari terhadap tata kelola administrasi pemerintahan nagari. Terutama, tata kelola keuangan desa yang diharuskan transparan dan akuntabel.
"Dengan demikian, lalu timbul kekhawatiran terjadinya ketidakcakapan yang berpotensi menimbulkan salah kelola dana desa. Yang nantinya bisa berujung pada munculnya masalah hukum di kemudian hari. Usulan untuk S-1 ini cukup baik, namun mesti saya bicarakan dulu dengan bupati," katanya.
Dijelaskan, keberadaan Kampus AKA memang menandai semakin cemerlangnya dunia pendidikan di Solsel. Seluruh masyarakat Solsel, sebut dia, patut memikirkan betul-betul tentang keberlangsungan Kampus AKA tersebut.
"Pemkab Solsel juga bakal terus menjajaki segala peluang bantuan yang bisa dibawa guna meningkatkan bangunan Kampus AKA ini. Selain itu, lewat APBD kita juga tengah membahas peruntukkan anggaran bagi Kampus AK sebesar Rp1 miliar untuk kelanjutan bangunan kampus," ujar Abdul Rahman saat temu ramah dan diskusi dengan pengurus AKA Solsel, Jumat (17/8/2018) usai upacara HUT Kemerdekaan ke 73 di Sangir Jujuan.
Dana ini, diharapkan Abdul Rahman, bisa dipakai untuk finishing enam ruang kuliah dan diharapkan pula dapat dipertahankan oleh DPRD Solsel, agar bisa terealisasi. Sebab, keuntungan bagi daerah telah dipercayakan pemerintah pusat untuk pendirian AKA Solsel.
Sementara itu, Guru Besar Unand, Syamsurizaldi yang serius mendorong perkembangan AKA Solsel menyebutkan, saat ini kampus AKA sudah direkomendasikan oleh Politeknik Universitas Negeri Padang (UNP) untuk segera dimandirikan. Saat evaluasi, AKA Solsel merupakan yang terbaik.
"Setelah mencapai lima tahun adanya AKA Solsel ini, kondisinya belum juga populer bagi generasi Solsel sebagai tujuan untuk melanjutkan studi. Hal ini tentu sedikit banyak nantinya akan berdampak kurang bagus bagi keberlangsungan Kampus AKA ke depan," kata dia.
Ditambahkannya, semua pihak, perlu mendorong agar anak-anaknya yang kesulitan masuk perguruan Tinggi ternama di Sumatera Barat, untuk bisa mengalihkan pilihannya menimba ilmu di Kampus AKA Solsel.
Terpisah, Wakil Koordinator AKA Solsel, A Rahman mengatakan, kurang populernya AKA Solsel di kalangan pelajar, juga disebabkan karena masih tergolong baru. Artinya, masih ada sejumlah kekurangan dan kendala lain, yang mesti disempurnakan agar animo generasi semakin terarah pada AKA.
"Kendala yang dialami Kampus AKA saat ini, bangunan kampus belum dialiri listrik dan air. Tentu kita harap, agar Pemda mengatasi persoalan ini dulu, baru mengikut ke hal lain seperti mendorong anak-anak kuliah di sini," katanya.
Disebutkannya, kini AKA juga telah dibuka penerimaan siswa baru dengan target sedikitnya bisa menampung 120 siswa baru. Gelombang pertama telah mendaftar 63 orang dan telah ikut tes 57 orang. (adv)
Editor: Mangindo Kayo