Indeks Demokrasi Buruk di Padang, Mahyeldi: Masa Karena Perda Agama
VALORAnews - Walikota Padang, Mahyeldi Dt Marajo menyesalkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), terkait Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Barat 2016. Pasalnya, hasil survei yang menyatakan IDI Sumbar tergolong "buruk" itu, karena adanya perda agama, terutama yang diterapkan di Kota Padang.
"Karena adanya Perda Agama, seperti berpakaian muslim, membaca al Quran dan penolakan LGBT itu menjadikan Sumbar masuk kategori buruk dalam tingkat demokrasi. Apa metodologi dan dasar yang digunakan tim survei BPS," tegas Mahyeldi di Padang, Jumat (21/9/2017).
Mahyeldi menganggap, persoalan ini serius dan sangat sensitif. Hasil survei yang dikeluarkan BPS untuk IDI Sumbar, akan mempengaruhi persepsi publik terhadap kebijakan dan produk pemerintah. Padahal, produk seperti perda merupakan hasil dari proses demokrasi bersama wakil rakyat melibatkan tokoh-tokoh masyarakat.
"Bagaiamana mungkin hasil dari proses demokrasi justru menurunkan indeks demokrasi. Ini menunjukkan tim BPS membuat penilainnya, tidak dengan kacamata demokrasi," kata Mahyeldi.
Baca juga: Survei Voxpol Pilgub Sumbar 2024, Elektabilitas Mahyeldi-Vasko 70,3 Persen, Epyardi-Ekos 16,8 Persen
Mahyeldi menengarai, IDI yang dikatakan BPS sebagai alat untuk mengukur perkembangan demokrasi khas Indonesia, ditumpangi pemikiran yang tidak sensitif terhadap kearifan lokal dan kondisi masyarakat. IDI hanya mengukur kuantitas berdasarkan pemberitaan media yang belum tentu sebuah fakta.
"Tidak semua berita di media adalah fakta yang benar sehingga menjadi refleksi realitas dari yang terjadi," kata Mahyeldi.
Mahyeldi tidak saja menyebut hasil survei IDI Sumbar itu sebagai sebuah kekeliruan berpikir, politisi PKS ini juga meminta tim BPS hadir di Padang untuk berdiskusi terkait hal tersebut. Pasalnya yang banyak dipermasalahkan adalah perda agama seperti yang ada di Kota Padang.
Sebelumnya, Mahyealdi didampingi Kabag Humas Imral Fauzi serta sejumlah jajaran Pemko Padang telah mengadakan pertemuan dengan Kepala BPS Sumbar dan BPS Kota Padang.
Baca juga: Gubernur Lantik Hani Syopiar Rustam jadi Pjs Wali Kota Bukittinggi, Bertugas 2 Bulan
BPS menjelaskan, survei IDI ini melibatkan sejumlah kementerian/lembaga dan tim ahli terdiri dari Prof Maswardi Rauf (UI), Prof Musda Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr Abdul Malik Gismar (Paramadina) serta Dr Syarif Hidayat (LIPI).
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar