Andreas Tuding Politisi PDIP Dalangi Aksi Penolakan Krematorium
VALORAnews -- Tuako (ketua) Himpunan Bersatu Teguh (HBT), Andreas menuding sejumlah politisi PDIP, berada di belakang aksi masyarakat menolak kembali beroperasinya tempat pembakaran jenazah (krematorium) milik perkumpulan keluarga etnis Tionghoa di Kota Padang itu.
Tudingan itu dilatarbelakangi Andreas dengan interupsi ketua Fraksi Perjuangan Bangsa DPRD Padang, Wismar Panjaitan pada rapat paripurna, Senin (20/3/2017). Paripurna dengan agenda penyampaian nota pengantar dua Ranperda ke DPRD itu, dihadiri Wakil Walikota Padang, Emzalmi.
"Kami sudah mendapat surat rekomendasi dari pimpinan DPRD Padang, untuk dapat melanjutkan beroperasinya krematorium ini. Hanya PDIP yang menentang. Kalian mengerti sendiri lah, siapa di belakang PDIP. Saya sangat menyayangkan, justru masalah ini berasal dari pihak tetangga kita sendiri," ujar Andreas pada wartawan.
Ditegaskan Andreas, izin operasional krematorium sudah melalui proses yang sesuai. "Kami sudah mengajak pihak terkait guna melakukan survei ke Jakarta, terkait krematorium. Dari hasil survei tersebut, kami mengantongi izin prinsip," terangnya. (Baca:Polemik Izin Krematorium HBT Merembet ke Pimpinan DPRD Padang)
Baca juga: HBT-WHBT Gelar Bazar Mulai 27 Januari hingga 5 Februari
Pada 2015 ketika krematorium baru beroperasi, terang Andreas, terdapat komplain masyarakat. "Kami lalu mempelajari masalahnya. Ternyata, masih ada rekomendasi yang belum terpenuhi yaitu rekomendasi DPRD Padang. Jadi, setelah mengantongi surat rekomendasi yang ditandatangani pimpinan DPRD Padang, tidak ada lagi masalah dengan izin operasional krematorium ini," tegas dia.
Sebelumnya, sejumlah orang yang berasal dari masyarakat dan jamaah Mesjid Muhammadan Padasng, mendatangi krematorium itu. Mereka meminta pengurus HBT, menghentikan rencana pengoperasi kembali krematorium tersebut.
Menurut Anton, salah seorang masyarakat sekitar, keberadaan krematorium meresahkan masyarakat karena berada sangat dekat dengan pemukiman warga dan tempat ibadah. "Dari dulu masyarakat sudah hidup berdampingan dengan rukun. Jangan sampai keberadaan krematorium ini, jadi penyebab rusaknya hubungan tersebut. Dulu kami juga sudah menentang dan meminta krematorium ini ditutup," tegas Anton.
Massa juga menilai, jika krematorium masih beroperasi, mereka akan kembali melakukan aksi dengan jumlah yang lebih besar melebihi aksi Senin kemarin. (vri)
Baca juga: Bazar HBT dan WHBT, Mahyeldi: Perbedaan Bukan Halangan
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar