Pembenahan Kesehatan Jiwa Masih Minim

Jumat, 13 Januari 2017, 09:08 WIB | Kabar Daerah | Kota Padang
Pembenahan Kesehatan Jiwa Masih Minim
Walikota Padang, H Mahyeldi Dt Marajo, foto bersama dengan peseta pelatihan konseris rumah sakit dan konseris pranikah di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Imam Bonjol Padang, Kamis (12/1/2017). (humas)
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Angka perceraian di Kota Padang cukup memiriskan. Sepanjang 2016, sebanyak 1.610 kasus perceraian ditangani Pengadilan Agama Padang. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Walikota Padang, H Mahyeldi Dt Marajo menilai, selama ini perceraian dikarenakan faktor ekonomi serta penyimpangan lainnya. Mengantisipasi perceraian, Mahyeldi berpendapat, diperlukan pembekalan dakwah bagi pengantin yang akan menikah.

"Sebelum menikah, diperlukan pembekalan dakwah bagi calon pengantin," sebut Mahyeldi saat jadi pembicara dalam pelatihan konseris rumah sakit dan konseris pranikah di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Imam Bonjol Padang, Kamis (12/1/2017).

Selama ini, Mahyeldi melihat, pembekalan dakwah hanya diberikan pada pendengar yang heterogen. Karena itu, agar dakwah dapat fokus dan spesifik, diberikan kepada audiens homogen seperti calon pengantin.

Baca juga: 3 Anggota DPRD Mentawai Dicokok Pesta Narkoba Bersama Seorang Kontraktor

"Saat ini, kita banyak membicarakan kesehatan fisik, bukan kesehatan jiwa. Dengan pembekalan dakwah akan terserap ilmu agama dalam mengarungi rumahtangga yang sakinah," paparnya.

Sisi lain, Mahyeldi menyebut, sebenarnya saat seseorang sakit bukanlah karena sakit fisik. Tapi penyebabnya karena sakit pada suasana hati.

"Untuk menyehatkan orang perlu dilakukan bagaimana (suasana) hatinya kembali baik. Ini yang penting dilakukan konseris. Untuk menenangkan hati sesorang perlu ada pendekatan spiritual dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT," katanya.

Selain itu, Mahyeldi menilai, dominasi gender jadi pemicu terjadinya perceraian. Pasangan muda terkadang kerap melampiaskan masalah keluarganya dengan curhat lewat media sosial. "Ada masalah sedikit, cepat buat status (di media sosial). Itulah efek IT seperti WA atau facebook. Padahal dengan itu tidak akan menyelesaikan masalah," ungkap Mahyeldi.

Baca juga: Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra, Sumbar Cetak Hattrick

Sementara, dalam acara pelatihan bagi konseris itu, Rektor IAIN Imam Bonjol, Eka Putra Warman berharap, ilmu yang diperoleh dapat dipahamai dengan baik dan diaplikasikan. Eka menyebut, keluarga yang baik akan mendukung ketahanan bangsa.

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: