Harimau Sumatera Mati Terjerat di Pessel

Minggu, 03 Mei 2015, 17:47 WIB | Wisata | Kab. Pesisir Selatan
Harimau Sumatera Mati Terjerat di Pessel
Seorang warga berphoto di bangkai Harimau Sumatera betina yang mati akibat terjerat di perangkap babi warga, Sabtu (2/5/2015). (valoranews)
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews -- Niat Darwin (55), warga Tanjung Mesjid, Nagari Pelangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir, Pessel, untuk menjerat babi, apa daya yang masuk perangkap, harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae).

Harimau masuk perangkat ini, baru diketahui Darwin Sabtu (2/5/2015), sekitar pukul 06.00 WIB. Karena takut terjadi apa-apa, Darwin mengabari hal ini pada warga lainnya serta anggota Polsek Ranah Pesisir dan Danramil.

Kapolsek Ranah Pesisir, Iptu Basrial membenarkan penemuan harimau betina, yang terkena jerat babi milik Darwin. "Mendapat informasi dari warga, sekitar pukul 10.30 WIB, bersama dengan Koramil Ranah Pesisir kita langsung meluncur ke lokasi," ungkap Iptu Basrial, Minggu (3/5/2015).

Masyarakat bersama anggota Polsek dan Koraml Ranah Pesisir, sesampainya di lokasi, harmau tersebut ditemukan sudah dalam keadaan mati. "Kita belum bisa pastikan apa penyebab harimau turun ke kebun warga. Diduga, harimau ini sudah lama terkena jerat," ungkap Iptu Basrial. (Baca: Petugas TNKS Telusuri Rekaman Kamera Strip)

Baca juga: PILKADA 2024: DPC PPP Pessel Gelar Konsolidasi untuk Menangkan Pasangan Hendrajoni-Risnaldi

Tim Balai BKSDA dan Dinas Kehutanan Pesisir Selatan, juga telah mendatangi lokasi kejadian. "Kini, harimau itu telah dibawa ke Padang oleh petugas Pemkab Pessel," ungkap Darwin.

Harimau sumatera adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera. Merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Hewan ini juga termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam, yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.

Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.

Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau sumatera terbunuh antara 1998 dan 2000. (ros)

Baca juga: JEMBATAN WISATA PANTAI CAROCOK, Damel: Proses Lelang Sudah Sesuai Aturan

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: